PDB AS Dorong Emas Naik, Minyak Melonjak 8%


shadow

Financeroll – Emas rebound di sesi Jumat dalam menanggapi laporan yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan, menutup sesi Januari 8% lebih tinggi, kenaikan persentase bulanan terbaik sejak Januari 2012. Emas berjangka untuk pengiriman Februari menguat $23,90, atau 1,9%, ditutup di $1,278.50 per ounce. Perak berjangka untuk pengriman Maret naik 43 sen, atau 2,6%, ke $17,21 per ounce.

Emas berjangka menguat setelah Departemen Perdagangan AS mengatakan produk domestik bruto negara itu tumbuh  2,6% pada kuartal keempat 2014, lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi para ekonom sebesar 3,2%. Angka PDB AS tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi melambat dan ini adalah tanda positif bagi para pembeli emas.

Emas telah menguat di Januari karena para investor mencari tempat berlindung di tengah gejolak dan peningkatan volatilitas yang dipicu oleh jatuhnya harga minyak dan dipercepat oleh keputusan bank sentral Swiss untuk meninggalkan patokan pada nilai mata uangnya terhadap euro. Pada hari Kamis, emas sempat turun 2,4% pada penurunan satu hari terbesar dalam 13 bulan karena investor membukukan keuntungan berdasarkan ekspektasi kenaikan suku bunga di pertengahan tahun ini oleh Federal Reserve.

Pada sesi yang sama harga minyak mentah melonjak, mencapai persentase kenaikan harian terbesar dalam dua setengah tahun, namun masih berakhir negatif untuk sesi Januari. Faktor di balik lonjakan minyak pada hari Jumat salah satunya adalah berita penurunan yang besar dalam jumlah rig di AS sebagai langkah produsen dalam merespon kelebihan pasokan global, serta short-covering pada hari terakhir sesi Januari.

Minyak mentah jenis lightsweet untuk pengiriman Maret di New York Mercantile Exchange, juga dikenal sebagai West Texas Intermediate, naik $3,71, atau 8,3%, ditutup pada $48,24 per barel. Ini adalah kenaikan terbesar dalam satu hari sejak Juni 2012. Minyak mentah Brent ICE, patokan minyak dunia, juga naik di sesi Jumat, dengan kontrak Maret menanjak $3,86, atau 7,9%, ditutup di $52,99 per barel. Brent naik 8,6% untuk minggu ini, tapi turun 7,6% pada sesi Januari.

Hari ini para pelaku perdagangan akan memfokuskan diri pada data PMI dari Inggris dan serta Personal Spending Amerika Serikat. Jika data-data sesuai dengan perkiraan para eknomom, akan terbentuk indikasi pelemahan pertumbuhan ekonomi dan ini bisa menjadi sinyal positif bagi harga-harga komoditas terutama emas.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*