Pasca Rally, Harga Emas dan Minyak Mentah Justru Konsolidasi

Pasca Rally, Harga Emas dan Minyak Mentah Justru Konsolidasi

Setelah pekan lalu mengalami rally, harga minyak mentah dan emas untuk perdagangan pekan ini justru mengalami konsolidasi. Pasar untuk pekan ini rupanya lebih memilih untuk menahan posisi mengingat kondisi fundamental kurang mendukung setelah IMF menyatakan bahwa untuk tahun ini perekonomian global akan masih melambat dengan ditandai dengan adanya krisis politik dan ekonomi di negara-negara emerging market seperti Ukraina, Thailand, Turki, Argentina, Afrika Selatan dan Brasil. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan mempengaruhi perdagangan global mengingat negara-negara tersebut merupakan produsen pangan, logam industri sampai dengan karet mentah utama global.

Minyak mentah untuk perdagangan pekan ini ditutup pada posisi 102,35 dollar per barel, atau menurun dibandingkan posisi awal pekan ini yang sempat menyentuh level 103,11 dollar per barel yang merupakan level tertinggi sejak 16 Oktober 2013. Selain disebabkan oleh pernyataan IMF, pelemahan pergerakan harga minyak disebabkan juga oleh penurunan beberapa data ekonomi seperti pelemahan sentimen ekonomi Jerman untuk bulan Januari sebesar 6 poin menjadi 55,7 poin, naiknya tingkat pengangguran Inggris untuk bulan Januari sebesar 0,1% menjadi 7,2% dan penurunan indeks manufaktur China, Jerman dan Perancis selama bulan Januari.

Sedangkan harga emas kemarin ditutup pada posisi 1323,55 dollar per troy ons. Sepanjang pekan ini harga emas hanya bergerak di kisaran sempit antara level 1310 – 1329 dollar per troy ons. Hal lain yang juga memberikan tekanan ialah mengenai pergerakan indeks dollar yang sempat rebound pertengahan pekan ini. Posisi indeks dollar kemarin ditutup di posisi 80,25 atau naik dibandingkan posisi di awal pekan yang sempat menyentuh level 79,9.

Banyak kalangan menilai bahwa potensi pergerakan harga emas untuk jangka pendek akan masih berpotensi mengalami kenaikan mengingat permintaan emas baik di pasar ritel maupun berjangka di negara-negara Asia seperti India dan China akan masih terus naik. Faktor kondisi perekonomian yang sedang melambat dan juga tingginya inflasi menjadikan investor memburu komoditas safe haven.

Joko Prayitno/Senior Analyst Economic Research at Vibiz Research

Editor: Jul Allens


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*