Pasca Longsor Pabrik Pongkor Terus Beroperasi, Saham Antam Masih Kuat

Pasca terjadinya longsor  di tambang emas Pongkor milik PT. Aneka Tambang Tbk yang berlokasi di kawasan Jawa Barat akhir pekan lalu, aktivitas penambangan emas masih tetap berlangsung demikian juga dengan pabrik pengolahan emas masih berjalan seperti biasa. Karena longsor yang terjadi di kawasan tambang tersebut tidak merusak fasilitas pabrik.

Longsor yang menelan korban 1 jiwa meninggal tersebut terjadi di dekat bangunan bekas diklat, dan penyebab longsor ini akibat adanya cuaca ekstrem dengan curah hujan yang tinggi. Kejadian longsor ini juga tidak mengganggu kinerja saham di lantai bursa

Jika dilihat dari sisi fundamental laba ANTM di tahun 2013 lalu mengalami kemerosotan tajam dari Rp 2,9 triliun di tahun 2012 menjadi hanya Rp 409,94 miliar di 2013 atau turun hingga 86,29%. Hal ini disebabkan antara lain karena pertumbuhan penjualan yang hanya naik tipis sebesar 8% menjadi Rp 11,29 triliun dari tahun 2012 sebesar Rp 110,45 triliun.

Namun penjualan bijih nikel ANTM di 2013 masih mampu tumbuh 32% menjadi Rp 4,05 triliun dari tahun sebelumnya Rp 3,06 triliun dan menyumbang hanya sebesar 35% dari total pendpatan ANTM selama 2013. Kotribusi penjualan bijih nikel masih lebih kecil jika dibandingkan dengan penjualan emas yang menyumbang 42% dari total pendapatan ANTM sepanjang 2013.

Rasio keuangan perusahaan pada tahun lalu membukukan ROA dan ROE perusahaan turun cukup signifikan. Dimana nilai ROE perusahaan turun dari 6% menjadi 2.73% dan ROA perusahaan turun dari 3,73% pada tahun 2012 menjadi 1.64% pada tahun lalu.

Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham akhir pekan ini, Jumat (11/4/14), saham ANTM dibuka turun ke 1080 setelah perdagangan kemarin ditutup pada level 1095 atau turun 2.67% dari posisi sebelumnya. Dengan volume perdagangan saham ANTM mencapai 45 juta lot saham.

Melihat indikator teknikal, harga saham ANTM yang terus mengalami pelemahan sejak awal pekan ini dan saat ini terlihat terus melanjutkan dalam tren bearish. Dimana indikator MA sudah memotong bolinger band tengah dan menukik turun dan candle yang telah menuju BB bawah. Selain itu indikator Stochastic menunjukan harga terus turun dan mulai masuki area jenuh jual.

Indikator ADX bergerak menguat ketika  +DI menunjukan bergerak melemah di level 19.4 dan terpotong oleh –Di yang terlihat menguat. Diprediksi ANTM masih akan melemah sampai menunggu bangkit dari masa jenuh jual dan harganya akan terkoreksi naik. Dengan kondisi teknikalnya, maka harga masih akan melemah di level support Rp 1030 hingga resistance Rp 1175.

 

Regi Fachriansyah / Equity Analyst at Vibiz Research/VM/VBN

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*