Pasar Tak Peduli Pemilihan Ketua MPR Ditunda

Anggota DPD perwakilan Kalimantan Barat, Oesman Sapta Odang mendapat ucapan selamat usai memenangi voting pada Sidang Pleno DPD pemilihan calon pimpinan MPR dari kelompok DPD di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Selatan, Senin 6 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta – Pemilihan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat tak mempengaruhi keputusan investor di pasar saham dan pasar uang. Menurut analis dari Asia Financial Network Agus Susanto, dibandingkan faktor politik, keputusan pasar lebih dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, yang berencana menaikkan suku bunga acuan menjelang akhir tahun.

Selain isu The Fed, kata Agus, pasar mempertimbangkan pula fundamental ekonomi Indonesia yang makin melemah. Defisit perdagangan kian melebar dan pertumbuhan ekonomi diprediksi hanya 5,2 persen pada semester kedua tahun ini. “Faktor politik ada pengaruhnya, tapi tidak signifikan,” kata Agus, Selasa, 7 Oktober 2014. (Baca: Rupiah Jeblok Bila Koalisi Prabowo Kuasai MPR)

Pasar juga diperkirakan tak bakal bereaksi meski partai pendukung Prabowo akan kembali menguasai kursi pimpinan MPR. Dia juga mengatakan pasar tetap optimistis Joko Widodo akan dilantik sebagai presiden oleh MPR. (Baca: Investor Tunggu Sikap Politik Megawati)

Kekhawatiran justru muncul dalam penetapan regulasi mendatang karena pembahasannya diprediksi akan lebih alot. Namun, sepanjang penegakan aturannya jelas, pasar tetap mengapresiasi.

Agus mengatakan sebenarnya yang ditakutkan investor asing adalah wacana nasionalisasi, seperti emerging market di Amerika Selatan. Meski demikian, dia yakin hal semacam itu tak akan terjadi di Indonesia.

Sidang paripurna pemilihan pimpinan MPR yang rencananya digelar semalam ditunda hingga hari ini. Peserta sidang sepakat menunda rapat paripurna atas permintaan Dewan Perwakilan Daerah.

IHSG sendiri pada perdagangan kemarin mengalami rebound 50,79 poin (1,07 persen) pada level 5.000,14, setelah sebelumnya anjlok menembus batas psikologis pada level 5.000. Rebound IHSG dengan didorong peningkatan saham-saham unggulan.

Adapun hari ini Agus mengatakan bahwa tren penurunan masih membayangi IHSG. Terkoreksinya saham Asia dan Amerika Serikat menjadi penyebab utama. “Capital outflow yang terjadi pada pasar Indonesia diprakirakan masih akan berlanjut,” katanya.

Dalam jangka pendek cenderung menekan pergerakan IHSG. Selain itu, minimnya sentimen positif juga cenderung melemahkan perdagangan hari ini.

Investor global masih menunggu hasil pertemuan bulanan The Fed yang akan diumumkan Kamis sore waktu setempat. Selain itu, investor AS menunggu rilis kinerja keuangan beberapa emiten yang mulai diumumkan Jumat akhir pekan nanti.

FAIZ NASHRILLAH

Berita Terpopuler
Lawan Kubu Prabowo, Mega-Jokowi Bisa Kalah 5-0
Ada Udang di Balik Perpu SBY dan Koalisi Prabowo
Dari Harvard, Karen Mau Bantu Jokowi
Ahok Ingin Bubarkan FPI
Mobil Ringsek, Hotman Bingung Tagih Ganti Rugi


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*