Pasar Saham Utama Eropa Variasi, Asia Melorot

London, 1/3 (Antara/AFP) – Pasar saham utama Eropa diperdagangkan bervariasi, Senin (29/02/2016). Sementara pasar saham Asia turun kembali setelah pertemuan akhir pekan penting para menteri keuangan G20 gagal menghapus kekhawatiran pelambatan pertumbuhan global.

Indeks DAX 30 di Frankfurt menutup sesi perdagangan turun 0,19 persen, sementara indeks CAC 40 di Paris menambahkan 0,9 persen dan indeks FTSE 100 di London hampir tidak berubah, setelah saham-saham Tiongkok merosot 2,86 persen.

Para pedagang tak yakin bahwa kelompok G20 negara-negara ekonomi terkemuka dunia telah cukup menjanjikan untuk menghidupkan kembali ekonomi dunia yang kendur dalam pertemuan akhir pekan mereka di Shanghai Tiongkok.

Wall Street melihat kenaikan moderat karena harga minyak sedikit menguat dan menjelang laporan pekerjaan AS untuk Februari akhir pekan ini. Dalam lebih dari dua jam perdagangan, Dow Jones Industrial Average telah naik 0,4 persen menjadi 16.705,99, sedangkan indeks berbasis luas S&P 500 dan indeks komposit Nasdaq membukukan keuntungan yang sama.

“Ekuitas Eropa diperdagangkan lebih rendah karena … kesimpulan pertemuan G20 di Shanghai tanpa terobosan besar untuk menstimulus merangsang pertumbuhan global yang dikhawatirkan,” kata Markus Huber dari City of London Markets.

“Sentimen agak memburuk tidak hanya di Asia tetapi juga di Eropa adalah kenyataan bahwa China telah sekali lagi menetapkan mata uangnya lebih rendah … ini tidak hanya mempertahankan sorotan pada pelambatan ekonomi China, tetapi juga menciptakan ketidakpastian lebih lanjut,” imbuh dia.

Menambah kegelisahan adalah data resmi Senin menunjukkan inflasi zona euro pada Februari turun tajam menjadi negatif 0,2 persen, tanda terjelas bahwa beberapa putaran langkah-langkah stimulus oleh Bank Sentral Eropa (ECB) tidak bekerja.

Menyebabkan ketidakpastian lanjut lanjut adalah pemungutan suara mendatang di Inggris untuk memilih apakah tetap atau keluar dari Uni Eropa (EU). Sebuah hasil dari ‘Brexit’ kemungkinan bisa mengakibatkan anjloknya nilai sterling, dengan bank Swiss UBS menghitung risiko keluar pada 40 persen dan menunjukkan mata uang bisa jatuh ke dekat paritas dengan euro.

Tapi Capital Economics menyatakan bahwa implikasi Brexit seharusnya tidak dilebih-lebihkan, atau mereka semua akan menjadi negatif, saat menerima risiko penularan eurosceptic ke negara-negara anggota lainnya.

Tekanan telah meningkat di seluruh dewan bank-bank sentral untuk berbuat lebih banyak guna merangsang pertumbuhan dan meyakinkan investor setelah pasar keuangan mencatat salah satu mengawali tahun dengan terburuk dalam ingatan manusia. [

Namun para menteri G20 setuju atas cara terbaik untuk membendung gejolak, dan teks akhir mereka tidak termasuk mendesak untuk tindakan terkoordinasi yang banyak diharapkan.

Komunike tersebut mengatakan kelompok itu akan menggunakan semua alat kebijakan — moneter, fiskal dan struktural — individual dan kolektif untuk membangun kepercayaan dan memperkuat pemulihan. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*