Pasar Saham tak Khawatir Lagi Suku Bunga Fed Naik

INILAHCOM, JakartaDalam sepekan terakhir, indeks saham domestik berhasil menorehkan angka yang positif. Ini jadi pertanda, pasar tak lagi khawatirkan kenaikan suku bunga the Fed pada Desember 2015. Seperti apa?

Pada perdagangan sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 88,49 poin (1,97%) ke posisi 4.561,33 pada pekan yang berakhir Jumat (20/11/2015) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di angka 4.472,84 pada Jumat (13/11/2015).

“Laju IHSG mampu berbalik menguat sepanjang pekan kemarin,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (22/11/2015).

Laju IHSG di awal pekan kembali dihujani sentimen negatif. Adanya beberapa rilis kinerja emiten AS dan Eropa yang di bawah ekspektasi dan masih adanya kekhawatiran akan kemungkinan The Fed menaikan suku bunganya memberikan sentimen negatif. “Selain itu, pasar juga merespons negatif pidato para petinggi The Fed dan rilis klaim pengangguran AS yang dianggap belum memberikan dampak positif,” ujarnya.

Tidak hanya itu, lanjut dia, imbas adanya serangan bersenjata di Paris memberikan sentimen negatif pada laju bursa saham global. “Meski Indonesia tidak terkena dampak langsung atas penyerangan tersebut namun, oleh karena sejumlah bursa saham regional mengalami pelemahan maka laju IHSG pun ikut terkena dampaknya,” tuturnya.

Pelaku pasar pun memanfaatkan momen tersebut untuk berjualan. Alhasil, IHSG pun terhempas dari zona hijaunya. Mayoritas indeks sektoral mengalami pelemahan. “Bahkan adanya rilis surplus neraca perdagangan Indonesia tidak cukup mampu mempertahankan dari serangan aksi jual,” papar dia.

Di hari lainnya, menguatnya laju bursa saham AS dan Eropa sebelumnya memberikan angin segar pada IHSG sehingga membuat laju IHSG berbalik positif cukup signifikan dengan kenaikan lebih dari 1%. “Pelaku pasar pun memanfaatkan kondisi tersebut untuk kembali masuk dan banyak melakukan aksi beli dan mengalami kenaikan,” papar dia.

Saat itu, indeks infrastruktur yang dimotori saham-saham telekomunikasi memimpin penguatan di antara indeks sektoral lainnya. Kenaikan pada laju indeks saham Eropa dan AS ditanggapi positif yang menandakan imbas adanya tragedi penyerangan di Paris tidak akan berdampak meluas di Eropa.

Apalagi di tengah musibah tersebut, dibarengi kenaikan saham-saham berbasiskan komoditas. “Aksi tunggu rilis BI rate pun tidak menjadi penghalang bagi laju IHSG karena telah di price in kan nantinya belum akan ada perubahan,” ucapnya.

Kekhawatiran masih adanya peluang pelemahan berhasil ditepis IHSG. Pada awalnya, aksi beli masih terjadi pada pasar saham di BEI sehingga membuat laju bursa saham masih dapat bertahan di zona positifnya hingga sesi pre closing.

Tetapi, di sisi lain, aksi jual mulai mewarnai pergerakan positif IHSG. Laju IHSG akhirnya di tutup di zona merah seiring tidak kuatnya laju IHSG menghadapi serangan aksi profit taking. Kembali melemahnya laju rupiah seiring melemahnya sejumlah mata uang global terhadap dolar AS turut menjadi penekan laju IHSG.

Menghijaunya laju bursa saham AS mengindikasikan pelaku pasar di sana tampaknya sudah tidak terlalu mengkhawatirkan adanya kenaikan suku bunga The Fed bila terjadi di bulan Desember. Dengan kenaikan tersebut terlihat memberikan kepastian kepada pasar global. “Itupun jika diasumsikan the Fed tidak menunda kembali kenaikan Fed rate,” timpal Reza.

Kondisi tersebut dimanfaatkan untuk kembali melakukan aksi beli dari pelemahan sebelumnya. “Bahkan masih melemahnya nilai tukar rupiah dan kekhawatiran akan terjadinya pembalikan arah melemah tidak menghalangi laju kenaikan IHSG,” imbuhnya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*