Pasar saham asia hijau akibat sinyal The Fed

TOKYO. Fleksibilitas Bank Sentral Amerika Serikat (AS) dan kesepakatan utang Yunani dan para krediturnya menyulut kenaikan pasar saham global dan Asia. Harga-harga saham bursa Asia terus merambat naik beberapa hari terakhir.

Hirokazu Kabeya, Senior Strategist Daiwa Securities mengatakan, valuasi pasar masih belum terlalu mahal, kecuali untuk pasar Amerika Serikat. “Secara umum, pasar saham dunia sedang dalam mode mengambil risiko,” kata Kabeya.

Menurut hitungan Thomson Reuters StarMine, price-earning ratio (PER) pasar saham AS mencapai 19,6. Sedangkan, PER pasar saham dunia mencapai 16,3.

Bursa saham di Jepang, Korea Selatan, Hong Kong dan Selandia Baru naik. Tapi bursa di Australia, Taiwan dan Singapura turun. Indeks acuan MSCI Asia Pacific Index naik.

Bursa Shanghai naik, didorong oleh spekulasi bahwa Pemerintah China akan menyuntik stimulus. Pemerintah China sebelumnya mengumumkan diskon pajak bagi usaha kecil. Publikasi Bank Sentral China juga menyebut bahwa masih diperlukan tambahan pelonggaran moneter.

Chiu Yen, trader Shenwan Hongyuan Group Co mengatakan, ada banyak kabar soal stimulus tambahan. “China merupakan pasar yang digerakkan oleh kebijakan,” kata Yen. Tak heran, pasar saham China naik paling tinggi dibandingkan dengan bursa saham negara Asia lainnya.

Indeks acuan saham global mendekati rekor tertinggi setelah Yunani dan kreditur menyepakati perpanjangan bailout untuk empat bulan. Pernyataan The Fed soal fleksibilitas kenaikan bunga turut menopang pasar saham. 

MSCI All-Country World Index naik ke rekor tertinggi, melebihi rekor tahun lalu. Indeks ini merupakan gabungan indeks pasar saham negara maju dan emerging market. Indeks ini naik dalam 11 hari berturut-turut. Ini merupakan kenaikan berurutan paling lama sejak tahun 2004.

Mitsushige Akinio, pejabat eksekutif Ichiyoshi Asset Management bilang, situasi ekonomi global saat ini sangat pas dengan ekspansi likuiditas global dan ekonomi AS yang kuat. “Selama ini bertahan, indeks MSCI tidak punya pilihan lain kecuali terus naik,” kata Akino.

Tapi, tetap ada hal yang harus dicermati investor. “Jika data AS menampilkan kejutan positif lagi, pasar akan kembali memburu dollar,” kata Ray Attrill, Global Co-head FX Strategy National Australia Bank. 

Sekadar mengingatkan, Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen mengatakan, inflasi dan pertumbuhan gaji di AS masih terlalu rendah. Dus, The Fed tidak akan mematok waktu tertentu untuk perubahan suku bunga.

Editor: Yudho Winarto


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*