Pasar Mengkhawatirkan “Hung Parliament” Inggris

Inggris sedang bersiap menghadapi parlemen yang menggantung untuk yang kelima kalinya dalam sejarah politiknya, menurut sebuah jajak pendapat BBC, karena partai Konservatif sayap kanan yang berkuasa tersebut gagal mencapai mayoritas secara keseluruhan dalam Pemilu tersebut.

Perdana Menteri Theresa May dan Partai Konservatif yang mengusungnya dipandang sebagai favorit yang kuat untuk memenangkan lebih banyak kursi daripada semua partai lain yang digabungkan dalam pemungutan suara pada hari Kamis. Namun, partai May sekarang tampaknya akan gagal mencapai mayoritas parlemen. Inggris bersiap untuk kebuntuan politik dengan partai-partai besar yang diharapkan segera mempersiapkan rencana untuk memasuki Downing Street sebagai bagian dari pemerintahan koalisi.

Apa itu “Hung Parliament” atau parlemen yang menggantung?

Parlemen yang menggantung terjadi ketika tidak ada partai politik yang dapat memperoleh mayoritas secara keseluruhan. Di Inggris, sebuah partai harus mengamankan setidaknya 326 kursi dari total 650 di House of Commons untuk membentuk mayoritas parlemen. Ambang kemenangan adalah 323 pada kenyataannya, karena anggota parlemen dari partai Irlandia Utara Sinn Fein tidak menghadiri parlemen.

Inggris telah bertahan di parlemen yang menggantung empat kali dengan contoh terbaru yang terjadi di tahun 2010; Ketika Konservatif melanjutkan untuk membentuk sebuah aliansi dengan partai Demokrat Liberal kiri-tengah. Butuh waktu lima hari di bulan Mei 2010 agar pemerintah koalisi dinegosiasikan dan dibentuk.

Semua pihak telah menekankan bahwa mereka tidak tertarik untuk membentuk koalisi. Namun, dengan asumsi exit poll akurat, beberapa pihak bergabung bersama untuk membentuk mayoritas parlemen akan menjadi cara yang paling formal dan stabil bagi pemerintahan Inggris.

Menjelang pemilihan, Partai Buruh sayap kiri dan Partai Nasional Skotlandia (SNP) – yang berusaha untuk sepenuhnya mengalihkan Skotlandia dari Inggris – dikabarkan akan mempertimbangkan “aliansi progresif”. Meskipun kedua belah pihak secara formal mengesampingkan kesepakatan koalisi sebelum pemilihan, pemimpin SNP Nicola Sturgeon mengaku bahwa dia bersedia mendukung pemerintah buruh minoritas jika terjadi kebuntuan politik.

Konservatif sebelumnya menggambarkan prospek aliansi Partai Buruh-SNP sebagai “koalisi kekacauan”.

Parlemen yang menggantung biasanya membuat upaya meloloskan undang-undang sebagai sebuah proses yang sulit bagi partai di pemerintahan. Ini karena, secara teori, semua partai lain di House of Commons dapat bekerjasama untuk mengalahkan undang-undang yang diusulkan pemerintah.

Investor secara khusus kuatir pada parlemen yang menggantung menjelang pemilihan karena Inggris kurang dari dua minggu lagi memulai negosiasi awal Brexit.

Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center 
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*