Pasar Fokus pada Data Ekonomi China, Rupiah Diperkirakan Menguat Terbatas

Pasar Fokus pada Data Ekonomi China, Rupiah Diperkirakan Menguat Terbatas

Financeroll – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (23/1) diprediksi menguat terbatas. Bangkitnya risk appeite jadi katalisnya.  Hari ini pasar akan fokus pada data China yakni indeks manufaktur PMI. Angkanya sudah diprediksi positif ke 50,6 dibandingkan publikasi sebelumnya 50,5.

Kemudian  nanti sore akan dirilis data indeks manufaktur dari zona euro. Angkanya sudah diprediksi naik ke 54,7 dari sebelumnya 54,3.  Nanti malam, AS juga akan merilis data indeks manufaktur. Angkanya sudah diprediksi melejit ke 55,2 dari sebelaumnya 54,4.  Jika data aktivitas manufaktur dari ketiga negara tersebut positif, mungkin akan melanjutkan perbaikan terhadap risk appetite (hasrat pasar pada aset-aset berisiko).

Karena itu, meski berpeluang sideways, rupiah cenderung menguat terbatas Rabu ini dalam kisaran sempit Rp  12.110 hingga Rp  12.175.  Kondisi risk appetite, biasanya cukup menunjang penguatan mata uang rupiah yang memiliki imbal hasil lebih tinggi.  Tapi, penguatan rupiah tidak akan terlalu banyak. Sebab, pasar masih dibayangi sentimen kekhawatiran tapering off dari The Fed.  Hanya saja, karena risk appetite membaik, mata uang yang berimbal hasil tinggi termasuk rupiah biasanya dibeli.

Kalaupun dolar AS menguat juga dalam rentang yang terbatas.  Sebab, pasar juga tetap menanti pertemuan FOMC The Fed pekan depan.  Apalagi, pada saat bersamaan, nanti malam juga akan dirilis data pasar tenaga kerja AS. Jika ternyata lebih baik dibandingkan ekspektasi, mungkin baru bisa lebih stabil penguatan dolar AS-nya.

Data unemployment claim sudah diprediksi memburuk ke 331 ribu dari sebelumnya 326 ribu. Terbatasnya penguatan rupiah karena memang pasar masih dibayangi tapering off pada FOMC pekan depan.  Secara keseluruhan, meski rupiah bisa menguat terbatas, pasar masih menanti data neraca perdagangan pada 3 Februari 2014 bersamaan dengan laporan inflasi, ekspor-impor, core inflation, dan Produk Domestik Bruto (PDB) yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Meski data-data tersebut menunjukkan bukti lebih lanjut terhadap perbaikan surplus neraca perdagangan, sentimen penguatan rupiah akan terbatas.  Sebab, pasar menghadapi ketidakpastian pemilu 2014.� Hot money kemungkinan masih menunggu hasil pemilu yang berjalan dengan lancar pada Maret-April 2014.   Untuk diketahui, kurs rupiah terhadap dolar AS  di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (22/1) ditutup melemah 15 poin (0,12%) ke posisi  Rp 12.140-12.145. [geng]

facebookgoogle_plusredditpinterestlinkedinmail


Sumber: http://financeroll.co.id/feed/

Speak Your Mind

*

*