Para Pemodal Saham Sedang Percaya Diri

Para Pemodal Saham Sedang Percaya Diri

INILAHCOM, Jakarta – Penguatan Dow Jones dan nilai tukar rupiah dinilai telah membuat para pemodal saham percaya diri. Karena itu, jika IHSG menembus 4.510, target penguatan berikutnya 4.650-4.700.

Satrio Utomo, kepala riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan hal itu kepada INILAHCOM. Untuk saham-saham pilihan, Satrio pun menyarankan agar para pelaku pasar menunggu laporan keuangan dari emiten-emiten pertambangan, emiten di sektor Crude Palm Oil (CPO), grup Astra, dan PT Wijaya Karya (WIKA). “Orang masih menunggu hasil kinerja emiten-emiten di sektor tersebut,” ujarnya.

Pada perdagangan Jumat (14/2/2014) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 16,384 (0,36%) ke posisi 4.508,044. Intraday tertinggi di level 4.512,749 dan terendah 4.498,266. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Mengakhiri pekan lalu, IHSG ditutup menguat 0,36% ke 4.508. Bagaimana Anda melihat arahnya sepekan ke depan?

IHSG masih berada dalam kisaran resistance 4.500-4.510. Arah berikutnya, pelaku pasar dalam negeri harus menunggu perkembangan dari bursa saham regional untuk memastikan apakah IHSG bisa menembus resistance 4.510 atau tidak.

Bagaimana dengan sentimen dalam negeri?

Yang jelas, sentimen dari dalam negeri, semuanya relatif positif. Karena itu, seharusnya pasar tidak mendapat masalah yang berarti dalam sepekan ke depan. Terakhir, Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan BI rate di level 7,5%. Ini menandakan BI masih percaya diri, meskipun inflasi memang agak tinggi.

Akan tetapi, di sisi lain, nilai tukar rupiah tak lagi liar bahkan sekarang menguat ke area 11.800-an per dolar AS. Ini juga jadi petunjuk bahwa pengaruh dari krisis mata uang pada negara-negara emerging market sudah terdiskon di pasar. Semuanya sudah terserap sehingga seharusnya tidak berpengaruh lagi. Dengan penguatan rupiah, sebenarnya mempertahankan rasa percaya diri. Masalah sekarang tinggal pada bursa saham regional yang sentimennya sudah mulai bagus.

Dow Jones sudah 154 poin di atas level psikologis 16.000.

Setelah Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun tajam dari level tertingginya hanya dalam dua hari perdagangan, sempat membuat orang khawatir apakah pelemahan tersebut masih bisa berlanjut atau tidak.

Memang, sebelumnya Dow Jones sempat kembali ke atas 16.000, tapi itu hanya tipis. Apalagi, level 16.000 juga merupakan kisaran resistance Dow Jones. Sekarang sudah jauh di atas level psikologis tersebut.

Apa artinya?

Dalam sepekan ke depan, jika IHSG turun, pelaku pasar malah justru berani beli saham karena sentimen dalam negeri memang masih positif. Problemnya, jika IHSG masih terus naik, apakah pemodal masih berani beli saham atau tidak.

Ada patokan yang bisa jadi ancer-ancer bagi para pemodal untuk beli saham?

Jika IHSG tembus 4.510 berarti bagus. Sebab, indeks masih potensial naik jauh ke level 4.650 hingga 4.700-an yang menjadi resistance berikutnya. Hanya saja, setelah lima kali disentuh bahkan dilewati, indeks masih tutup di bawah resistance 4.510 hingga akhir pekan lalu. Jadi, para pemodal dengan tegang masih harus menunggu penembusan resistance tersebut.

Level support IHSG sendiri di level berapa?

Dalam sepekan ke depan, support IHSG berada di kisaran gap 4.480-4.483.

Saham-saham pilihan Anda?

Untuk saham-saham pilihan, kita masih menunggu laporan keuangan dari emiten-emiten pertambangan, emiten di sektor Crude Palm Oil (CPO), grup Astra, dan PT Wijaya Karya (WIKA). Orang masih menunggu hasil kinerja emiten-emiten di sektor tersebut.

Apakah kinerja emiten-emiten tersebut diproyeksikan positif?

Saya melihat kinerja PT United Tractor (UNTR) masih cukup kuat. PT Astra Agro Lestari (AALI) dan PT London Sumatera Plantation (LSIP) masih bagus. Saham PT Bank Mandiri (BMRI) juga masih oke terkait dengan BI rate yang ditahan di level 7,5%. PT Astra International (ASII) juga oke karena masih potensial naik hingga Rp6.800.

Sejauh ini, kinerja BMRI dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) masih bagus. Semuanya di atas ekspektasi. Jika dua emiten ini sudah bagus dan kinerja emiten-emiten konstruksi juga bagus, harapan kita, kita tidak ada masalah. Kita, para pemodal saham sedang percaya diri. Soalnya, kemarin laba PT Adhi Karya (ADHI) bagus, PT Waskita Karya (WSKT) juga oke. Sekarang, tinggal kinerja laba dari WIKA.

Apalagi, kontraktor-kontraktor itu ternyata banyak pendapatannya dalam dolar AS sehingga diuntungkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah. Sebab, mereka juga ternyata banyak menggarap proyek-proyek di luar negeri sehingga diuntungkan dari sisi selisih kurs. [jin]


Sumber: http://www.inilah.com/rss/feed/pasarmodal/

Speak Your Mind

*

*