Pabrikan Mobil Jepang Kehilangan Pangsa Pasarnya di Cina

Meski penjualan mobil dari produsen asal Jepang di Cina masih bisa dibilang baik pasca sengketa Kepulauan Diaoyu pada tahun 2012. Namun produsen-produsen asal Jepang masih menghadapi tantangan berat dalam mendapatkan kembali pangsa pasar mereka di Cina.

Seperti Honda Motor yang mengatakan penjualan mereka pada bulan Maret di China merosot 2 persen secara year on year menjadi sekitar 60.000 kendaraan. Padahal, di dua bulan sebelumnya Honda mengalami lonjakan penjualan hingga 31 persen.

Penurunan penjualan ini disebabkan adanya penundaan peluncuran dua model mobil hasil upgrade yang dihasilkan bersama dengan Guangzhou Automobile Group. Honda sendiri sebelumnya menargetkan bisa menjual sebanyak 900.000 kendaraan di Cina tahun ini, atau naik 19 persen dari tahun lalu.

Berbeda dengan Honda, penjualan mobil dari Nissan meningkat 26 persen di bulan Maret secara year on year. Peningkatan penjualan tersebut didukung oleh baiknya penjualan produk sport utility vehicle upgrade Nissan.

Sementara Toyota mengatakan bahwa penjualan di bulan Maret melonjak 19,1 persen secara year on year menjadi 90.400 kendaraan. Penjualan Toyota di kuartal pertama melonjak 23,4 persen.

Toyota sendiri sudah menetapkan target penjualan sebanyak 1,1 juta kendaraan di Cina termasuk dengan merek Lexus. Itu akan mewakili pertumbuhan 19,9 persen.

Menurut China Association of Automobile Manufacturers, pangsa pasar produsen kendaraan Jepang meningkat menjadi 13,4 persen pada bulan Februari dari 11,9 persen di periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara perusahaan mobil Jerman memiliki pangsa pasar hingga 23,4 persen.

Penjualan mobil Jepang di Cina sempat terpukul pada tahun 2012 akibat adanyai sengketa pulau Diaoyu di Laut Cina Timur dengan pemerintah Jepang. Meskipun masalah ini sudah mulai selesai, tetapi para analis mengatakan situasi yang ada saat ini masih rapuh karena situasi politik masih cukup panas.

Cui Dongshu, wakil sekretaris jenderal Asosiasi Mobil Penumpang China, mengatakan bahwa tanpa faktor-faktor politik sekalipun, perusahaan kendaraan Jepang akan kehilangan pangsa pasar dari pesaing asal AS dan Jerman di Cina.

“Perusahaan-perusahaan Jepang tidak memberikan produk strategis di sektor entry-level di kota-kota berekonomi rendah seperti di bagian tengah dan barat Cina,” kata Cui.

Rizki Abadi/journalist/VM/VBN-en.ce

Editor : Jul Allens

image : wikipedia


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*