Outlook harga minyak masih muram

JAKARTA. Harga minyak sedikit diuntungkan menjelang tutup tahun. Musim dingin turut menopang harga. Mengutip Bloomberg, Senin (22/12), pukul 10.30 berada di level US$ 57,76 per barel. Harga naik 1,1% dibanding akhir pekan lalu.

Zulfirman Basir, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, musim dingin di berbagai negara dapat memberikan harapan akan terjaganya outlook permintaan. Permintaan minyak cenderung meningkat ketika dunia mengalami musim dingin yang jatuh pada periode Desember – Februari.

Namun, lanjut Firman, sentimen negtif masih mendominasi pergerakan harga minyak. Investor masih cemas dengan melimpahnya suplai di pasar di saat outlook permintaan energi dunia cukup rapuh dengan merebaknya ancaman perlambatan ekonomi global.

“Kecemasan diperburuk oleh pernyataan menteri perminyakan Ali al-Naimi bahwa Arab Saudi tidak akan memangkas produksi minyak walaupun negara non-OPEC menurunkan produksinya,” jelas Firman.

Dia menambahkan, outlook minyak masih bearish, dimana minyak dapat menuju pelemahan dengan target penurunan US$ 55 per barel dan stop-loss US$59 per barel. “Minyak WTI mungkin akan diperdagangkan di kisaran US$56,70 per barel hingga US$58,90 per barel untuk hari ini,” prediksinya.

Editor: Barratut Taqiyyah


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*