Oktober Mulai Kerjasama Pertamina Dengan PTTGC Thailand

shadow

pt pertamina adilsiregar 10 picturesFinanceroll – Kelanjutan rencana kerjasama pembangunan kompleks petrokimia oleh PT Pertamina (Persero) dan perusahaan petrokimia internasional asal Thailand, PTT Global Chemical (PTTGC) menunggu studi kelayakan yang diharapkan selesai pada Oktober 2014.

Direktur Pengolahan Pertamina mengatakan proyek masih terus berjalan hingga kini. Keduanya, baik Pertamina dan PTT Global Chemical telah menindaklanjuti kerjasama dengan menandatangani Manufacturing JV-HoA yang akan menjadi dasar bagi pelaksanaan studi kelayakan dari kompleks petrokimia yang akan dibangun pada April 2013 lalu.

Nanti Oktober diharapkan selesai studi kelayakannya, akan dilihat nanti.

Vice President Communication Pertamina Ali Mundakir menambahkan studi kelayakan sedang dalam tahap finalisasi. Kalau selesai Oktober nanti, untuk selanjutnya baru diputuskan kelanjutan kerjasamanya.

Saat ini, Pertamina dan PTTGC telah mencapai kesepahaman dalam beberapa hal, seperti tujuan dan sasaran proyek, model investasi, spesifikasi site, termasuk juga kekuatan dari masing pihak yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan patungan yang akan dibentuk. Keputusan akhir investasi (final investment decision) ditargetkan bisa ditetapkan pada 2015.

Pertamina dan PTTGC telah menuntaskan survey pasar polimer Indonesia melalui kegiatan distribusi dan pemasaran. Keduanya juga telah memutuskan konfigurasi awal komplek petrokimia dan kajian teknis terhadap ruang lingkup investasi juga tetapkan.

Permintaan produk petrokimia domestik diperkirakan terus meningkat. Nilai pasar petrokimia Indonesia diperkirakan mencapai US$30 miliar pada 2018 dan perusahaan patungan ini menargetkan untuk dapat menguasai 30% pangsa pasar setelah komplek petrokimia tersebut beroperasi secara komersial pada 2018. Saat ini, produksi produk petrokimia di Indonesia masih belum dapat memenuhi kebutuhan industri hilirnya, sehingga menyebabkan terjadinya impor dengan perkiraan nilai US$5 miliar per tahun.

Perusahaan patungan untuk membangun kompleks petrokimia dengan investasi sekitar US$5miliar antara Pertamina dan PTTGC ditargetkan terbentuk 10 Desember 2014. Mengenai lokasi pembangunan, Petamina memiliki opsi pembangunan komplek petrokimia di Plaju. Lahan seluas 450 hektare tersebut merupakan milik Pertamina, sehingga pihaknya tidak perlu melakukan pembebasan lahan.

Namun, nantinya lokasi akan disesuaikan dengan skema yang akan digunakan. Skema yang bisa diperoleh setelah studi kelayakan selesai. Apakah nantinya skema sampai pada pembangunan naphtha cracker dan menghasilkan propilena, atau kompleks pabrik yang dibangun akan hanya sampai mengolah crude.

Perusahaan patungannya nama sudah ada, tetapi nanti diumumkan Desember 2014.

Investasi sektor petrokimia sangat penting dan dinilai mendesak. Berdasarkan data Kemenperin, sepanjang 2013, impor petrokimia (seluruh kelompok petrokimia) Indonesia mencapai US$16 miliar, sedangkan ekspor US$6 miliar. Dengan demikian ada defisit hingga US$10 miliar. Dibandingkan dengan periode yang sama pada 2012, angka ini menunjukkan kenaikan.

Padahal sebenarnya, Indonesia bisa mengolah sendiri produk petrokimia di dalam negeri bila bahan baku sudah tersedia. Artinya, hingga kini, industri petrokimia dalam negeri belum mandiri. Industri petrokimia harus mandiri lantaran merupakan industri dengan perputaran bisnis yang cukup tinggi. Saat ini perputaran bisnis petrokimia per tahun bisa mencapai US$8 miliar-US$12 miliar.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*