Obligasi Tak Terpengaruh Pelemahan Bursa Saham

INILAHCOM, Jakarta Dalam sepekan terakhir, harga obligasi masih dapat bergerk positif seiring berkurangnya pelemahan nilai tukar rupiah. Padahal, bursa saham negatif seiring kurang kondusifnya pasar saham global.

“Laju IHSG yang cenderung melemah seiring dengan kurang kondusifnya kondisi pasar saham global tidak banyak berpengaruh pada laju pasar obligasi,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (29/3/2015).

Terlihat, lanjut Reza, pergerakan harga obligasi masih dapat bergerak positif sepanjang sepekan kemarin. “Di sisi lain, meski laju rupiah masih dalam pelemahan, mulai berkurangnya pelemahan tersebut membuat pelaku pasar tidak banyak melakukan aksi jual pada obligasi,” ujarnya.

Dengan volatilitas yang cukup tinggi pada pasar saham membuat pelaku pasar memilih instrumen obligasi yang lebih rendah volatilitasnya. “Terlihat pergerakan harga obligasi, khususnya harga obligasi pemerintah yang mampu melanjutkan kenaikan yang terefleksi dari turunnya yield yang merata pada semua tenor,” tuturnya.

Penurunan yield rata-rata yang terbesar diraih oleh obligasi tenor menengah (5-7 tahun). Kelompok tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan rata-data yield 3,82 bps; tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yield sekitar 7,47 bps; dan tenor panjang (8-30 tahun) turut mengalami penurunan yield hingga 6,05 bps.

Terlihat obligasi pemerintah seri benchmark FR0069 yang memiliki jatuh tempo 4 tahun mampu melanjutkan kenaikan harganya hingga 36,44 bps. Sementara dengan FR0070 yang memiliki jatuh tempo 9 tahun mampu berbalik naik harganya hingga 70,51 bps.

Di pekan kemarin, Pemerintah Indonesia telah melaksanakan Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) untuk seri sebagai berikut:

a. Seri SPN-S11092015 (reopening) dengan tingkat imbalan secara diskonto dan jatuh tempo pada tanggal 11 September 2015;

b. Seri PBS006 (reopening) dengan tingkat imbalan sebesar 8,25% dan jatuh tempo pada tanggal 15 September 2020;

c. Seri PBS007 (reopening) dengan tingkat imbalan sebesar 9,000% dan jatuh tempo pada tanggal 15 September 2040; dan

d. Seri PBS008 (reopening) dengan tingkat imbalan sebesar 7,00% dan jatuh tempo pada tanggal 15 Juni 2016.

Total penawaran yang masuk sebesar Rp3,25 triliun di mana seri SPN-S11092015 memiliki penawaran yang masuk lebih tinggi sebesar Rp1,38 triliun dengan nilai yang dimenangkan ialah sebesar Rp500 miliar. Total keseluruhan penawaran yang dimenangkan senilai Rp 1,98 triliun.

Total penawaran yang masuk lebih rendah dari total penawaran yang masuk sebelumnya sebesar Rp7,63 triliun dengan penyerapan yang lebih rendah. Dari empat seri SBSN yang ditawarkan, pemerintah menyerap seluruhnya.

Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan untuk setiap seri antara lain Seri SPN-S11092015 (5,81%); Seri PBS006 (7,26%); Seri PBS007 (8,12%); dan Seri PBS008 (6,99%). Dari sisi bid to cover ratio memperlihatkan bahwa angka yang paling besar rasionya senilai 2,76x pada seri Seri SPN-S11092015 yang berdurasi lebih pendek. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*