Obligasi PT Surya Semesta Raih Peringkat idA

INILAHCOM, Jakarta – PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menjelaskan telah mendapat peringkat idA untuk obligasi berkelanjutan I senilai maksimal Rp2 triliun.

Peringkat tersebut dari PT Pefindo untuk 10 Maret 2017 sampai dengan 1 Maret 2018. Demikian mengutip keterbukaan informasi di BEI, Jumat (7/4/2017).

Obligasi terseut akan diterbitkan selama dua tahun sejak efektif pernyataan pendaftaran pada 13 September 2016 sampai dengan 13 september 2018. Peringkat tersebut berdasarkan data dan laporan keuangan tidak diaudit per 30 September 2016. Selain itu juga laporan keuangan audit per 31 Desember 2015.

Pefindo menjelaskan, efek utang jangka panjang dengan peringkat idA mengindikasikan kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang terhadap efek utang tersebut. Bila dibandingkan dengan obligor lain adalah kuat.

Walaupun demikian kemampuan obligor mungkin akan terpengaruh perubahan negatif keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan efek utang yang memiliki peringkat lebih tinggi.

SSIA merupakan emiten bidang industri, perdagangan, pembangunan, pertanian, pertambangan dan jasa, termasuk mendirikan perusahaan di bidang perindustrian bahan bangunan, real estat, kawasan industri, pengelolaan gedung dan lain-lain. Kegiatan usaha utama SSIA adalah melakukan penyertaan dan memberikan jasa manajemen serta pelatihan pada anak usaha yang bergerak dalam bidang usaha pembangunan/pengelolaan kawasan industri, real estate, jasa konstruksi, perhotelan dan lain-lain.

Pada pemegang saham SSIA antara lain PT Arman Investments Utama (9,55%), PT Union Sampoerna (8,75%), PT Persada Capital Investama (7,85%) dan HSBC-FUND Sevices, Lynas Asia Fund (6,87%).

Saham SSIA hari ini berakhir di Rp755 per saham yang merupakan harga tertinggi dalam setahun terakhir. Sedangkan harga terendah di Rp434 per saham pada penutupan 2 Januari 2017.

PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mengalami penurunan laba bersih per 30 September 2016 menjadi Rp141,5 miliar dari Rp538,6 miliar pada periode yang sama tahun 2015.

Penurunan seiring dengan perolehan pendapatan usaha yang menjadi Rp3,01 triliun dari Rp3,8 triliun. Beban langsung turun menjadi Rp2,1 triliun dari Rp2,8 triliun.

 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*