Obligasi meluncur hari ini setelah Federal Reserve Amerika menguraikan kerangka waktu untuk suku bunga AS meningkat. Harga dibuka 2 poin lebih rendah dari penutupan kemarin sebelum melambung kembali 1 poin karena pembelian yang dilakukan oleh investor asing, sehingga lebih rendah 1 poin saat penutupan.
Yield obligasi tenor 10 tahun naik 19 bps mencapai 8.08%, untuk pertama kali menyentuh 8% kembali dalam satu minggu. Surat berharga jangka pendek juga di bawah tekanan seiring dengan penurunan mata uang rupiah terhadap dollar.
Yield indikatif:
Obligasi Yield
SPN (1 th) 6.80%
FR60 (3 th) 7.30%
FR69 (5 th) 7.69%
FR70 (10 th) 7.89%
FR71 (15 th) 8.52%
FR68 (20 th) 8.63%
Pernyataan Yellen mengejutkan pasar. US Treasury dan saham AS besar-besaran, dengan Dow -0.70% dan sebagian besar saham Asia mengikuti. US Treasury cenderung merata, dengan yield obligasi tenor 5 tahun naik 16 bps sedangkan yield obligasi tenor 10 tahun naik 9 bps.
Obligasi Indon melemah sejalan dengan US Treasury yang dijual besar-besaran. Harga turun 1.375 poin untuk obligasi tenor 10 tahun dan 1.5 poin untuk obligasi Indon tenor 30 tahun, sedangkan yield naik 16 bps dan 11 bps berturut-turut.
Spread lebih lebar 5 – 7 bps. Indon24 terakhir diperdagangkan dengan harga 106.875 dan Indon44 terakhir diperdagangkan dengan harga 106.75.
Yield indikatif:
Obligasi Yield
Indon14 0.50%
Indon24 4.98% (+16 bps), spread T+221 (+5 bps)
Indon44 6.25% (+11 bps), spread T+261 (+7 bps)
Indo CDS dalam kisaran harga 185/195. Yield US Treasury tenor 10 tahun adalah 2.78%.
Bella Dona/Senior Equity Analyst at Vibiz Research/VM/VBN
Editor: Rimba Laut
—
Distribusi: Vibiznews
Speak Your Mind