Obligasi Domestik April Catat Kinerja Positif

INILAHCOM, Jakarta – PT Penilai Harga Efek Indonesia (Indonesia Bond Pricing Agency/IBPA) menyampaikan bahwa kinerja surat utang atau obligasi di pasar domestik selama April 2016 tercatat positif.

“Sejak awal tahun, pasar obligasi mencatatkan hasil positif. Secara bulanan, pasar obligasi mencatatkan imbal hasil atau ‘return’ sebesar 1,99 persen pada April atau 10,02 persen sejak awal tahun hingga April 2016 ini,” kata Direktur Utama IBPA Ignatius Girendroheru dalam keterangan persnya di Jakarta, Minggu (8/5/2016).

Ia mengemukakan bahwa Indonesia Composite Bond Index (ICBI) pada April 2016 meningkat 3,93 poin atau 1,99 persen menjadi 201,63 poin. Sementara itu, INDOBeXG-Total Return (indeks total return Surat Berharga Negara) meningkat 4,07 poin (2,08 persen) menjadi 199,28 poin. Dan, INDOBeXC-Total Return (indeks total return obligasi korporasi) meningkat 2,73 poin (1,32 persen) 210.03 poin.

“Positifnya kondisi ekonomi makro domestik seperti inflasi Maret 2016 yang terkendali di angka 0,19 persen atau 4,45 persen secara tahunan, posisi cadangan devisa akhir Maret yang meningkat menjadi 107,5 miliar, dan menguatnya nilai mata uang rupiah sebesar 4,41 persen selama 2016 ke Rp13.180 per dolar AS menjadi katalis utama ‘bullish’-nya pasar obligasi di Indonesia periode April,” paparnya.

Selain itu, lanjut dia, rencana penggantian suku bunga acuan terbaru yakni BI 7-day (reverse) Repo Rate yang akan mengggantikan BI Rate mulai Agustus 2016 dan diterbitkannya Paket Kebijakan Ekonomi XII yang mempermudah kegiatan usaha, juga turut menjadi faktor pendorong menguatnya pasar domestik.

Ignatius menambahkan bahwa sentimen positif juga datang dari eksternal, salah satunya dari membaiknya data-data ekonomi Tiongkok seperti industri manufaktur yang mampu keluar dari kontraksi yakni naik ke 50,2 pada Maret 2016 serta pertumbuhan ekonomi kuartal I 2016 yang sesuai konsensus yakni di angka 6,7 persen.

Selain itu, lanjut dia, hasil FOMC yang belum berencana menaikkan suku bunganya (Fed Fund Rate) menyusul data ekonomi AS yang masih melemah. Lalu, harga minyak mentah dunia yang terus menguat dan berhasil mencapai tingkat tertingginya selama tahun 2016 pada bulan April ini turut memberikan dampak positif untuk pasar obligasi di Indonesia.

Direktur IBPA Wahyu Trenggono menambahkan bahwa pada bulan April 2016 yang sekaligus menjadi awal kuartal II-2016, pemerintah meningkatkan target indikatifnya yang semula Rp977,33 triliun pada kuartal I-2016 menjadi Rp106 triliun pada kuartal II-20016.

“Pemerintah telah menyelenggarakan dua kali lelang SBN dan dua kali lelang SBSN dengan selalu mencatatkan ‘oversubscribed’ dan menyerap dana lelanng diatas target indikatifnya,” katanya.

Dari lelang itu, lanjut dia, total penawaran yang masuk mencapai Rp85 triliun. Sedangkan total dana yang dimenangkan pemerintah selama bulan April 2016 adalah sebesar Rp43,38 triliun atau 40,92 persen dari total target kuartal II-2016 sebesar Rp106 triliun.

“Hingga akhir April 2016, total target dana yang diserap pemerinttah sudah mencapai Rp171,99 triliun atau 52,56 persen dari total keseluruhan target ‘net issuance’ sebesar Rp327,22 triliun.

Wahyu Trenggono mengemukakan bahwa kepemilikan asing di pasar SBN domestik per tanggal 29 April 2016 sebesar Rp626,17 triliun atau mencakup 38,85 persen dari total outstandingg SBN senilai Rp1.611,69 triliun.

“Pada April 2016, asing mencatatkan ‘net inflow’ sebesar Rp20,09 triliun dari sebelumnya sebesar Rp18,30 triliun pada Maret 2016. Namun, sejak awal tahun hingga April 2016, asing masih mencatatkan akummulasi ‘net inflow’ sebesar Rp67,65 triliun,” paparnya.

Sementara itu, lanjut dia, lembaga dana pensiun masih menjadi pemegang terbesar obligasi korporasi hingga akhir April 2016 dengan komposisi sebesar 27,27 persen (Rp71,17 triliun).

Untuk komposisi kepemilikan reksa dana di bulan April 2016, ia memaparkan, naik 3,34 persen dari Rp58,92 triliun menjadi Rp60,89 triliun. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*