Obligasi BRI Hindari Kebuntuan Likuidtas

INILAHCOM, Jakarta – Rencana penerbitan obligasi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebanyak Rp7 triliun mendapat respon positif di pasar.

Penerbitan tersebut seiring kian mengetatnya likuiditas BRI yang hampir mentok. Saat ini posisis Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI sudah di posisi 90,7%.

Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, dengan ketatnya likuiditas, opsi penerbitan obligasi akan membantu pendanaan BRI untuk ekspansi kredit. Sehingga kebuntuan pendanaan akan cair dengan adanya obligasi berkelanjutan tersebut.

“Likuiditas ketat, dalam artian berkurang. Dia butuh obligasi untuk pembiayaan,” ujar dia di Jakarta, Rabu (26/10/2016).

Menurut dia, BRI ingin menggerakan gelontoran kredit lebih kencang lagi. Pada kuartal tersebut, kredit BRI  total yang sudah disalurkan oleh Bank BRI tumbuh sebesar 16,3% yoy menjadi sebesar Rp. 603,5 triliun atau di atas rata-rata pertumbuhan industry sebesar 6,8% yoy (data Statistik Perbankan Indonesia periode Agustus 2016), dimana kenaikan penyaluran kredit terjadi di semua segmen kredit.

Pilihan BRI menerbitkan obligasi, lanjut dia, untuk mengantidipasi melemahnya permintaan kredit akibat seretnya likuiditas perbankan. “Porkes analis perbankan tahun ini negatif 15,7% dan tahun depan terkoreksi menjadi 13%,” katanya.

Bahkan ia kawatir dengan adanya kebijakan The FEd yang akan menyesuaikan kebijakan suku bunga akan mempengaruhi Bank Indonesia. Padahal Bank Indonesia sudah menurunkan BI 7 Day Reserve Repo Rate ke level 4,75%.

“kalau AS naikan suku bunga, otomatis BI akan menaikan suku bunga di level 7% sebagai antisipasi kebijakan The Fed demi menjag ainflasi dan nilai tukar,” katanya. [hid]
    


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*