Obligasi AS Pemicu Rupiah Jumat Jatuh Ke Posisi Terendah 5 Bulan

Di hari terakhir perdagangan valas pekan ini, rupiah alami tekanan jual cukup besar sejak awal sesi Asia dibuka anjlok cukup signfikan. Terpantau rupiah terus bergerak negatif, padahal kondisi dollar AS di pasar spot sedang tertekan juga. Jatuhnya nilai rupiah disebabkan investor lebih melirik obligasi AS yang memiliki yield menguntungkan sehingga dana asing pada obligasi pemerintah yang cukup dominan di tarik.

Demikian juga dengan BI turut melemahkan kurs referensinya cukup dalam dari perdagangan sebelumnya.  Bangkitnya kekuatan  rupiah  sesi pagi belum membuat arus modal asing masuki  bursa lebih banyak dibandingkan  arus keluarnya sehingga tercetak net sell asing  sebesar Rp273  miliar lebih.  Namun tekanan jual yang dilakukan  investor asing tersebut tidak dapat   menekan IHSG yang sedang rebound  kuat.

Lihat: IHSG 11 November Dibuka Lemah Tertekan Merosotnya Rupiah

Pergerakan kurs rupiah di pasar spot pagi ini bergerak negatif dengan posisi penurunan 3,59% dari perdagangan sebelumnya dan kini bergerak pada kisaran Rp13610/US$ setelah  dibuka kuat pada level Rp13394/US$. Demikian untuk kurs Jisdor ditetapkan BI ke posisi  lebih lemah di 13350 dari perdagangan sebelumnya  di 13118.

Dan untuk pergerakan kurs Rupiah di pasar spot hari ini  berpotensi kuat  pada akhir perdagangan  sekalipun    dollar AS masih terus rally, sehingga Analyst Vibiz Research Center memperkirakan rupiah bergerak di level support di 13925 dan  resistance di 13300.

H Bara/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor : Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*