Nilai Yuan Terus Jatuh Terhadap USD

Keputusan China untuk menekan spekulan keluar dari mata uangnya telah menyulitkan perusahaan lokal dan investor individu di negara tersebut. Tercatat, mata uang Yuan jatuh ke level terendah dalam 10 bulan terakhir terhadap dolar AS setelah selama dua pekan terakhir terus meningkat.

China sendiri meyatakan sedang berupaya untuk mengurangi jumlah uang yang mengalir ke negara itu dari investor asing yang mencari keuntungan dari kenaikan Yuan. Pemerintah melihat ini sebagai penggelembungan harga aset dan membuat perekonomian lebih rentan terhadap guncangan keuangan.

Namun, penurunan mata uang itu memiliki dampak yang lebih luas, terutama pada perusahaan-perusahaan China yang mengharapkan Yuan dapat terus menguat.

Banyak perusahaan meminjam uang untuk melakukan trading untuk mempembesar keuntungannya ketika Yuan naik. Tapi kenyataannya mereka justru mendapat kerugian besar karena jatuhnya mata uang.

“Dengan Yuan yang turun 2 persen terhadap dolar AS tahun ini, tentu ini akan merugikan banyak orang,” kata Geoff Kendrick, kepala analis mata uang Asia dari Morgan Stanley.

Beng Hong Lee, kepala analis pasar China di Deutsche Bank, mengatakan banyak klien-nya prihatin tentang depresiasi mata uang Yuan.

“Di masa lalu, ketika Yuan memiliki tren yang jelas satu arah, sangat mudah untuk mengelolanya. Tapi sekarang, dengan volatilitas dua arah, tentunya pengelolaan uang menjadi sangat sulit. China mungkin sudah menjadi pasar yang berbeda saat ini,” katanya.

Janet Chong, yang mengawasi semua produk wealth management di DBS Bank Hong Kong, mengatakan kliennya banyak yang mencari produk yang tidak tergantung pada kenaikan satu arah Yuan.

“Selalu ada konsekuensi yang tidak diinginkan atas sebuah perubahan signifikan dalam kebijakan fiskal dan moneter. Selama jangka panjang, langkah ini bisa memberikan hasil yang positif pada keseimbangan ekonomi China,” kata Adrian Miller, direktur strategi pendapatan tetap di GMP Securities, New York.

Untuk saat ini, sebagian besar kerugian tetap akan didapat para investor dan perusahaan yang belum menjual Yuan mereka. Miller mengatakan, banyak bank meminta klien mereka untuk menyiapkan lebih banyak jaminan.

“Bank juga meminta kliennya untuk merestrukturisasi investasi mereka untuk menanggapi pelemahan Yuan. Penurunan baru-baru ini mungkin tidak cukup besar untuk memicu orang meninggalkan Yuan, sebab kenaikan volatilitas dalam nilai tukar Yuan hanya memberikan jeda pada beberapa investor,” jelas Miller

Semakin lebar kisaran perdagangan, maka akan ada lebih banyak kesempatan bagi Yuan untuk terdepresiasi kembali setiap harinya.

Miller mengatakan, kerugian penurunan telah dibatasi sejauh karena nilainya masih dalam jumlah yang dapat terkontrol. Namun, banyak investor yakin Yuan akan segera kembali ke naik dalam beberapa waktu mendatang.

Untuk beberapa perusahaan, kerugian akibat nilai tukar Yuan akan diimbangi oleh keuntungan yang didapat dari mata uang yang melemah, penurunan biaya operasi, dan meningkatnya permintaan untuk ekspor.

Rizki Abadi/Journalist at Vibiznews/VM/VBN

Editor: Jul Allens

Pic : npr


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*