Nantikan Langkah BI, Pasar Uang Domestik Bergerak Variatif


shadow

Financeroll  – Pada perdagangan Kamis (13/11) nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (13/11) sore melemah 10 poin menjadi Rp 12.200 dibanding posisi sebelumnya Rp 12.190 per dolar AS.  Dolar AS masih bertahan di area positif dikarenakan data-data ekonomi Amerika Serikat yang telah dirilis masih relatif positif meski ada perlambatan.  Sementara IHSG ditutup menipis 0,173 poin (0,01%) ke level 5.048,668. Sementara Indeks unggulan LQ45 ditutup naik tipis 1,354 poin (0,16%) ke level 864,552.  Bank Indonesia (BI) mengumumkan tingkat suku bunga acuan alias BI Rate.

Penguatan dolar AS terhadap rupiah cenderung masih tertahan di tengah antisipasi pelaku pasar uang terhadap rilis data klaim tunjangan pengangguran. Data klaim AS diperkirakan mencapai sekitar 282.000 klaim.  Data klaim AS yang masih di kisaran 280.000 masih dipandang bagus untuk pasar tenaga kerja AS.  Kurs  rupiah masih dalam tren pelemahannya terhadap dolar AS.  Hal itu seiring dengan laju mata uang di kawasan regional terpengaruh laju yen Jepang seiring belum jelasnya langkah Pemerintah Jepang terkait kenaikan pajak penjualan.

Meski demikian, hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate), tampaknya masih sesuai dengan ekpektasi pelaku pasar keuangan sehingga tekanan rupiah di pasar uang domestik relatif terbatas.  Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Kamis (13/11) tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp 12.191 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 12.205 per dolar AS.

Dari bursa saham, setelah seharian bergerak di zona merah,  pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali stagnan. Investor cenderung lakukan aksi tunggu menanti kepastian naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.  Pada awal perdagangan pagi tadi IHSG menipis 2,343 poin (0,05%) ke level 5.046,498 terkena aksi ambil untung. Saham-saham unggulan yang kemarin sudah naik kini terkena koreksi.  Investor domestik sudah semangat jual saham sejak pagi tadi. Sementara asing masih wait and see sambil menanti pengumuman tingkat suku bunga acuan alias BI Rate.

Menutup perdagangan Sesi I, IHSG berkurang 12,417 poin (0,25%) ke level 5.036,424 terkena aksi jual di tengah perdagangan yang sepi.   Indeks hanya sempat naik sampai titik tertingginya di level 5.052. Selebihnya pergerakan Indeks lebih banyak dihabiskan di zona merah.  Tercatat dana asing masih mengalir masuk lantai bursa. Transaksi investor asing hingga sore hari ini melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 149,661 miliar di seluruh pasar.  Perdagangan hari ini berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 180.405 kali dengan volume 3,843 miliar lembar saham senilai Rp 3,539 triliun. Sebanyak 130 saham naik, 145 turun, dan 102 saham stagnan.

Volume dan nilai perdagangan setengah hari ini jauh di bawah rata-rata harian sebesar volume 5 miliar lembar saham dan Rp 6 triliun.   Bursa-bursa di Asia rata-rata mengakhiri perdagangan di zona hijau, hanya pasar saham Tiongkok yang melemah. Sentimen negatif sempat datang dari Eropa setelah regulator setempat menjatuhkan penalti atas skandal manipulasi pasar valuta asing.

Situasi dan kondisi bursa regional sore ini:  Indeks Nikkei 225 melonjak 195,74 poin (1,14%) ke level 17.392,79, Indeks Hang Seng naik 81,76 poin (0,34%) ke level 24.019,94, Indeks Komposit Shanghai melemah 8,87 poin (0,36%) ke level 2.485,61, dan  Indeks Straits Times bertambah 25,20 poin (0,77%) ke level 3.308,91. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*