MoU Kemendag Dan Apindo Penting Menjelang MEA 2015


shadow

Financeroll – Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menyebutkan, MoU antara Kemendag dan Apindo merupakan kelanjutan Mou sebelumnya yang sudah ditandatangani pada 2010.

Namun, nota kesepahaman kali ini menjadi semakin penting menjelang era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.

“Penandatanganan ini semakin penting karena memang per 1 Januari 2016 semua negara Asean akan melaksanakan kesepatakan yang sudah tertuang dalam MEA. Di mana seluruh pengusaha kita harus sudah siap bertarung untuk bisa menjadi pemenang ketika MEA ini dilaksanakan,” kata Rachmat.

Rachmat menyebutkan, surplus perdagangan Indonesia di kawasan Asean hanya terjadi dengan Filipina, Kamboja, dan Myanmar. Sementara dengan negara lainnya mengalami defisit.

Jika hal tersebut tidak ditindaklanjuti dengan baik, Indonesia hanya akan menjadi pasar saja bagi negara-negara anggota Asean lainnya. Padahal MEA hanya merupakan langkah awal sebelum memasuki era perdagangan bebas lainnya.

Peran pengusaha, sambung Rachmat, menjadi salah satu syarat bagi Indonesia untuk mencapai target tersebut.

Selain itu, juga untuk mencapai target ekspor ke negara-negara lainnya di seluruh dunia.

Kementerian Perdagangan menargetkan nilai ekspor pada 2019 mencapai US$458 miliar.

“Harapan saya dengan Apindo, setelah tandatangan ini, kita bisa segera membuat peta persoalan apa saja yang menghambat, untuk kita bisa meningkatkan ekspor dan untuk membangun daya saing industri. Juga untuk bisa memperkuat pasar domestik kita sendiri,” ujarnya.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Nus Nuzulia Ishak menyebutkan, tahun ini komoditas ekspor Indonesia masih didominasi oleh sepuluh produk utama, seperti minyak sawit, kemudian tekstil dan produk tekstil, elektronik, karet dan produk karet, produk kayu, produk kimia, produk besi dan baja, mesin-mesin, produk makanan olahan, dan otomotif.

Terkait MEA, Nus menyebutkan, Indonesia dituntut dapat menciptakan pengusaha-pengusaha baru. Saat ini jumlah pengusaha Indonesia pada 2014 hanya mencapai 1,6% dari total penduduk Indonesia.

Angka tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan negara lainnya, seperti Singapura yang memiliki 7% pengusaha dari total penduduknya, Amerika Serikat memiliki 12%, serta Tiongkok dan Jepang yang memiliki 10% dari total penduduknya.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*