Moody’s: Minyak Masih Tetap Rendah Dua Tahun Ke Depan

Financeroll – Perusahaan pemeringkat Moody’s memproyeksikan harga minyak mentah di pasar global bakal tetap berada di level yang rendah untuk dua tahun mendatang. Dalam laporannya Global Market Outlook 2016-2017 menyebutkan rendahnya harga minyak mentah tersebut disebabkan selain masih adanya ketidakseimbangan pasokan dan permintaan yang terus berlanjut, juga dipengaruhi oleh lemahnya nilai tukar dolar AS. Meskipun adanya pengurangan pada cadangan minyak di AS, tetapi cadangan minyak darurat (stokpile) secara histori terus menunjukkan peningkatan di sejumlah negara termasuk AS. Meningkatkan pasokan minyak dan tekanan terhadap dolar AS tampaknya akan membuat suku bunga acuan The Federal Reserve (Fed Fund Rate) akan meningkat seiring dengan bakal berlanjutnya harga minyak mentah di level yang rendah. “Saat ini kami menjaga harga rata-rata minyak di kisaran US$33 per barel pada 2016 dan US$38 per barel pada tahun depan. Kami akan terus memonitoring pengembangan dan akan meng-update estimasi kami sesuai dengan tren yang terjadi,” tulis laporan yang dipublikasikan hari ini tersebut. Namun demikian, pihaknya mengungkapkan pandangan kredit yang mendukung pendekatan peringkat didasarkan pada pergeseran struktural besar harga minyak dari lebih dari $100 per barel pada 2014 ke posisi terendah saat ini tidak terlihat dalam lebih dari satu dekade, dan terus menunjukkan kondisi yang sangat menantang untuk eksporter minyak. Sebelumnya, Goldman Sachs Group Inc., memperkirakan harga minyak mentah di pasar global bakal menembus level $50 per barel pada semester II tahun ini atau meningkat dari asumsi pada Maret yang hanya $45 per barel. Goldman Sachs Group Inc., dalam laporannya menunjukkan penaikan perkiraan harga minyak mentah tersebut disebabkan adanya kebakaran di Kanada dan serangan pipa di …


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*