Minyak WTI terangkat ke level US$ 34,19 per barel

JAKARTA. Harga minyak mentah dunia terus melaju di tengah harapan produsen bersedia mengurangi produksi. Meski demikian, bayang – bayang kelebihan pasokan membuat harga minyak tetap dalam tren bearish.

Mengutip Bloomberg, Selasa (1/3) pukul 17.33 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman April 2016 di New York Mercantile Exchange menguat 1,3% ke level US$ 34,19 per barel dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga minyak sudah menanjak hingga 7,2%.

Minyak melanjutkan kenaikan setelah bulan Februari lalu mencatat penguatan bulanan sebesar 0,4%. Ini merupakan kenaikan bulanan pertama sejak Oktober 2015.

Harga minyak menguat setelah Arab Saudi mengatakan akan bekerja sama dengan produsen lain membatasi fluktuasi harga minyak. Saudi Press Agency menyatakan, Arab Saudi menginginkan harga minyak stabil.

Berdasarkan survey Bloomberg, bulan Februari lalu OPEC telah mengurangi produksi sebesar 79.000 barel per hari menjadi 33,06 juta barel per hari. Nigeria dan Irak memimpin penurunan, sementara produksi Iran naik ke level tertinggi dalam tiga tahun.

Produsen minyak Amerika Serikat (AS) juga sudah melakukan pemangkasan produksi. Energy Information Association menunjukkan produksi minyak AS turun 33.000 barel per hari menjadi 9,1 juta barel per hari pada pekan yang berakhir tanggal 19 Februari lalu. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak Oktober 2015.

Sementara Baker Hughes merilis penurunan jumlah rig pengeboran AS hingga menjadi 400 pekan lalu atau angka terendah sejak Desember 2009. Namun cadangan minyak masih meningkat 3,5 juta barel menjadi 507,6 juta barel atau angka terbesar sejak 1930.

Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, pembekuan produksi yang dilakukan Arab Saudi dan Rusia saat ini memberikan sentimen positif pada pergerakan harga minyak. Namun, sentimen tersebut hanya bersifat sementara.

Sementara untuk prospek minyak tahun ini masih tetap bearish. Sebab, pasokan global tetap tinggi dengan kelebihan hingga 2 juta barel per hari. “Apabila supply nantinya terus bertambah, rasanya masih sulit melihat harga minyak menguat tahun ini,” papar Deddy.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*