Minyak Terbebani Dolar, Emas Tunggu NFP


shadow

Financeroll – Minyak ditutup melemah pada sesi Kamis dalam perdagangan yang fluktuatif karena dolar melonjak dan berita AS sedang mengejar kesepakatan nuklir dengan Iran. Dalam perdagangan New York, dolar mencapai tertinggi lebih dari 11 tahun tahun terhadap euro sehingga membebani harga minyak yang dijual dalam mata uang dolar.

Perjanjian nuklir antara Washington dengan Teheran, yang bisa berakhir sanksi terhadap Iran dan lebih banyak pasokan minyak dari anggota OPEC ke pasar yang sebelumnya telah kelebihan pasokan.

Brent berada di $60,48 per barel, sebelumnya sempat naik lebih dari $1. Minyak mentah AS berakhir turun 77 sen menjadi $50,76, pasca naik ke $52,40.

Sementara itu harga emas naik tipis di sesi Asia hari ini karena investor memantau nonfarm Payrolls AS dan ruang lingkup reformasi lebih lanjut sebagai legislatif nasional Tiongkok melakukan sebuah tinjauan kebijakan tahunan.

Para pedagang menunggu rilis laporan pekerjaan bulanan periode Februari nanti malam. Pada hari Kamis, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan jumlah warga negara Amerika yang mengajukan klaim baru untuk pengangguran meningkat ke level tertinggi sejak Mei.

Pada divisi Comex New York Mercantile Exchange, harga emas untuk pengiriman April naik 0,26 menjadi $1.196,30 per troy ounce. Kemarin harga emas berjangka turun di bawah $1.200 per troy ounce setelah Tiongkok menurunkan target pertumbuhan ekonomi resmi ke level terendah dalam lebih dari dua dekade.

Juga pada hari Kamis, Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengumumkan bahwa mereka akan mulai program pelonggaran kuantitatif pada tanggal 9 Maret. Draghi menegaskan bahwa program pelonggaran kuantitatif sebesar €60 milyar bisa berlangsung hingga September 2016 atau lebih jika bank sentral tidak mendekati target tingkat inflasi 2%.

Program pembelian obligasi, seperti pelonggaran kuantitatif, yang digodok oleh para pembuat kebijakan sebagai salah satu cara untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dengan menaikkan harga di pasar obligasi. Ketika harga obligasi meningkat, imbal hasil (yield) berpotensi menurunkan tingkat hipotek dan pinjaman lainnya. Jika harga obligasi meningkat secara dramatis dalam beberapa bulan mendatang, investor dapat mempertimbangkan emas sebagai alternatif.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*