Minyak Naik karena Harapan Ukraina Angkat Sentimen Pasar

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Harga minyak dunia berbalik naik atau “rebound” pada Rabu (Kamis pagi WIB), menyusul kerugian besar hari sebelumnya, dalam sebuah reli yang sebagian didorong oleh harapan untuk resolusi konflik Ukraina.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, naik 2,66 dolar AS menjadi ditutup pada 95,54 dolar AS di New York Mercantile Exchange, sebagian besar pulih dari penurunan lebih dari tiga dolar AS sehari sebelumnya.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober melonjak 2,43 dolar AS menjadi 102,77 dolar AS per barel di perdagangan London, kembali dari penurunan Selasa ke tingkat terendah sejak Mei 2013.

James Williams, seorang analis di WTRG Economics, menyebut “rebound” tersebut normal setelah penurunan satu hari yang mendalam, meskipun tingkat pembalikan (bouncing) pada Rabu “sedikit mengejutkan”.

“Orang-orang mengantisipasi angka ketenagakerjaan AS yang lebih baik di akhir pekan” ketika Departemen Tenaga Kerja merilis laporan ketenakerjaan AS untuk Agustus, Williams menambahkan.

Para analis mengatakan perkembangan Rabu di Ukraina juga merupakan faktor dalam reli, karena upaya mengakhiri pertempuran dilihat sebagai berpotensi mengangkat konsumsi minyak.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan rencana perdamaian untuk Ukraina yang bisa disepakati akhir pekan untuk mengakhiri konflik selama berbulan-bulan yang telah mengakibatkan kematian sekitar 2.600 orang.

Harapan untuk gencatan senjata meningkat setelah pembicaraan melalui telepon antara Putin dan Presiden Ukraina Petro Poroshenko.

Namun, Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatsenyuk memperingatkan bahwa pengumuman Putin itu tidak tulus dan Presiden AS Barack Obama mengatakan bahwa itu “terlalu dini untuk mengatakan” jika kesepakatan tersebut akan bertahan.

“Meskipun telah ada beberapa risiko kecil bahwa konflik akan menyebabkan penghentian ekspor minyak mentah Rusia,” berita tentang “kemungkinan gencatan senjata di Ukraina akan menghapus ancaman untuk permintaan,” kata Tim Evans, analis energi di Citi Futures.

Pedagang juga bersiap untuk laporan Departemen Energi pada Kamis tentang persediaan minyak.

Para analis memperkirakan persediaan minyak telah jatuh sebesar 1,1 juta barel, menurut survei analis oleh Wall Street Journal.

Harga minyak juga naik di tengah data pabrik AS yang positif. Pada kalender ekonomi, pesanan pabrik AS pada Juli naik 10,5 persen, sebagian besar sejalan dengan ekspektasi pasar, Departemen Perdagangan melaporkan Rabu.

Aplikasi KPR AS meningkat 0,2 persen untuk pekan yang berakhir 29 Agustus dari satu minggu sebelumnya, menurut Mortgage Bankers Association.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*