Minyak Merosot, Harga Premium Subsidi dengan Non Subsidi Hampir Sama

Jakarta -Anjloknya harga minyak dunia ke level US$ 59/barel berpengaruh pada harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON88 yang dikenal dengan nama Premium. Saat ini, harga Premium bersubsidi yang dibanderol Rp 8.500/liter hampir sama dengan harganya jika tidak disubsidi yaitu di kisaran Rp 9.000/liter.

Berdasarkan data Reuters, harga minyak Light Sweet untuk pengiriman Desember 2014 berada di posisi US$ 54,72/barel. Sementara harga minyak Brent juga sudah di bawah US$ 60/barel, tepatnya di US$ 59,15/barel.

“Sebenarnya dengan harga minyak US$ 59/barel, harga BBM RON88 atau premium non subsidi sudah di bawah harga BBM subsidi yang Rp 8.500/liter.
Tapi karena rupiah kita anjlok juga, ya sekarang harganya masih lebih mahal sedikit dibandingkan yang subsidi,” ungkap Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Someng ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (17/12/2014).

Andy mengatakan, beberapa faktor yang mempengaruhi harga BBM di Indonesia khususnya yang non subsidi, di antaranya harga Indonesia Crude Price (ICP) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

“Yang pengaruhi harga BBM itu ICP, bukan harga minyak internasional yang naik turun. Kemudian nilai tukar rupiah,” ucapnya.

Andy menambahkan, harga Premium non subsidi dengan Premium subsidi selisihnya sudah sangat dekat. Oleh karena itu, kemungkinan akan dikeluarkan kebijakan penyesuaian harga.

(rrd/hds)


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*