Minyak Menukik 4,2%-Level Terendah dalam 5 Tahun, Emas Pulih Pasca NFP


shadow

Financeroll – Harga minyak mentah kembali anjlok ke posisi terendah lima tahun di sesi Senin, tertekan oleh perkiraan bahwa kelebihan pasokan global minyak mentah akan bertahan dalam paruh pertama tahun depan.

Di New York Mercantile Exchange (NYMEX), minyak mentah berjangka untuk pengiriman Januari turun $2,79, atau 4,2%, ditutup di $63,05 per barel. Patokan minyak AS mencapai penutupan terendah untuk kontrak bulan depan sejak 16 Juli 2009. Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari di bursa ICE Futures London turun $2,88, atau 4,2%, ditutup di $66,19 per barel. Patokan harga minyak mentah Eropa mengalami penutupan terendah untuk kontrak bulan depan sejak 29 September 2009.

Sebagian besar analis dari lembaga keuangan dan investasi kelas dunia masih berpandangan bearish terhadap harga minyak. Laporan terbaru tentang pengeboran AS dan ekonomi Jepang menjadi pemukul sentimen pasar pada hari Senin.

Pasar minyak global memperpanjang trend harga menurun dengan indikasi yang semakin terlihat jelas bahwa harga di pasar fisik tidak akan segera mencapai titik keseimbangan dengan cepat setelah laporan Baker Hughes pada hari Jumat menunjukkan kenaikan jumlah rig pengeboran AS, meskipun harga sedang jatuh. Revisi turun PDB Jepang dan kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan di Tiongkok dan Zona Euro juga menekan sentimen pasar.

Data perdagangan Tiongkok ternyata di luar perkiraan pasar pada hari Senin, dengan pertumbuhan ekspor jatuh ke 4,7% pada bulan November, dari kenaikan 11,6% pada bulan Oktober, meskipun impor minyak Tiongkok pada November naik 7,9% dari tahun sebelumnya menjadi 25,41 juta ton.

Morgan Stanley, dalam sebuah catatan tertanggal 5 Desember, memangkas proyeksi untuk rata-rata harga minyak Brent pada tahun 2015, dengan prediksi harga akan jatuh ke level $43 per barel pada kuartal kedua tahun depan. Tanpa intervensi oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), pasar berisiko menjadi tidak seimbang, dengan puncak kelebihan pasokan kemungkinan di K2-15 (kuartal kedua 2015). Harga yang dipatok untuk jatuh S1-15 (semester pertama 2015).

Skenario yang berbeda mungkin terjadi dengan pasokan minyak ketat dan potensi permintaan yang tinggi di paruh pertama 2015 dengan stok minyak dunia lebih tinggi dari 1,5 juta menjadi 2 juta barel per hari. Dengan skenario ini kemungkinan keseimbangan harga minyak dunia dapat meningkat pada semester kedua tahun depan, dengan catatan ini adalah skenario dengan ekspektasi terbaik.

Harga minyak merosot lagi pekan lalu setelah Arab Saudi memotong harga untuk pembeli Asia dan AS, dan kemudian data pekerjaan AS yang bagus memperkuat greenback hingga menekan harga minyak lebih lanjut. Dolar yang lebih kuat akan membuat harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang ini menjadi lebih tinggi bagi banyak negara.

Akhir pekan ini, Administrasi Informasi Energi AS, negara-negara OPEC dan Badan Energi Internasional akan mempublikasikan laporan bulanan mereka. Laporan ini akan memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai pasokandan permintaan minyak global.

Sementara itu harga emas rebound pada sesi Senin karena data ekonomi global yang lemah menghidupkan kembali permintaan safe haven untuk logam mulia. Emas untuk pengiriman Pebruari naik $4,50 dan ditutup di $1,194.90 per ounce. Perak untuk pengiriman Maret naik 2 sen menjadi $16,27 per ounce.

Tiongkok, yang bergantung pada ekspor sebagai bahan bakar bagi pertumbuhan ekonominya, melaporkan ekspor naik lebih lambat sementara ekonomi Jepang menyusut untuk kuartal kedua berturut-turut. Di Eropa, produksi industri Jerman tumbuh dengan tipis.

Sebelumnya pada hari Jumat, harga emas merosot sebagai reaksi terhadap laporan pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan. Namun demikian, logam mulia ini berhasil mencatat kenaikan 1,3% (penutupan mingguan) untuk minggu lalu.

Hari ini fokus pasar akan menyoroti ECOFIN (The Economic and Financial Affairs Council). Dewan ini adalah badan pembuat keputusan terbesar di Zona Eropa yang akan mengkoordinasikan kebijakan ekonomi dari 28 negara anggota. Hasil pertemuan dewan ini akan berpengaruh besar bagi kesehatan ekonomi di kawasan tersebut dan tentunya bisa berimbas pada harga komoditas. Pertemuan biasanya diadakan di Brussels, Belgia.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*