Minyak Mentah Melemah di Perdagangan Asia

INILAHCOM, Singapura – Harga minyak mentah turun pada hari Rabu (17/5/2017) di perdagangan Asia. Pasar terbebani kekhawatiran baru dengan produksi AS.

Stok minyak mentah AS kemungkinan meningkat sebesar 882.000 barel dalam pekan yang berakhir 12 Mei, menurut kelompok industri American Petroleum Institute. Survei Wall Street Journal terhadap 13 analis memperkirakan penurunan 2,2 juta barel. Namun data resmi dari Administrasi Informasi Energi akan dirilis Rabu nanti waktu AS, seperti mengutip marlketwatch.com.

Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah light, sweet untuk pengiriman Juni menjadi US$48,20 per barel, turun US$0,46, atau 0,9%, di sesi elektronik Globex. Untuk minyak Brent dengan kontrak Juli di ICE Futures exchange London turun US$0,41, atau 0,8% menjadi US$51,24 per barel.

Investor ditarik antara berita bahwa produsen Organisasi Pengekspor Minyak dan pemasok non-kartel siap mengurangi lebih banyak produksi mereka di satu sisi. Namun di sisi lain ada harapan untuk mempercepat produksi minyak dari AS.

Pada hari Senin, Arab Saudi dan Rusia mengatakan mencapai kesepakatan untuk mengurangi produksi OPEC akan diperpanjang selama sembilan bulan lagi.

Namun, skeptisisme mengenai efektivitas pengurangan produksi kembali setelah Badan Energi Internasional pada hari Selasa mengatakan persediaan minyak komersial di negara maju tumbuh sebesar 24,1 juta barel pada kuartal pertama. Temuan awal agensi juga menunjukkan bahwa saham meningkat lagi di bulan April.

Kelemahan lain yang potensial untuk memperpanjang pemotongan adalah bagaimana pasar akan mengatasi pasokan ekstra. Hal ini terjadi begitu produksi kembali ke tingkat normal saat kesepakatan berakhir, kata Vivek Dhar, ahli strategi komoditas di Commonwealth Bank of Australia.

“Risikonya adalah pasar minyak kembali mengalami kelebihan pasokan jika anggota melanjutkan produksi ke tingkat kesepakatan sebelumnya dengan cepat,” katanya.

 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*