Minyak Mentah di Asia Masih Kecewa Hasil OPEC

INILAHCOM, Singapura – Harga minyak bergejolak pada perdagangan Jumat (26/5/2017) di pasar Asia. Penurunan mendekatai 5% yang dipicu kekecewaan bahwa OPEC tidak mengambil tindakan yang lebih agresif untuk mengurangi produksi.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak pada hari Kamis kemarin memperbarui kesepakatan dengan 10 produsen minyak mentah lainnya untuk menghentikan produksi hingga Maret 2018. Namun pemotongan produksi tidak akan diperdalam seperti yang diharapkan beberapa investor.

West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli di New York Mercantile Exchange baru-baru ini diperdagangkan 14 sen atau 0,3% lebih tinggi, pada US$49,06 per barel di sesi elektronik Globex. Minyak mentah Brent naik 28 sen atau 0,5% menjadi US$51,77 setelah sebelumnya turun di bawah US$51 per barel, seperti mengutip marketwatch.com.

Harga minyak telah meningkat tajam dalam 2,5 pekan sebelum pertemuan OPEC, karena perpanjangan pemotongan produksi saat ini semakin jelas. Sehubungan dengan keuntungan tersebut, investor “berharap sedikit lebih” dari apa yang diumumkan pada hari Kamis, kata Stuart Terry, OM Financial. Dia sekarang mengharapkan minyak untuk berdagang di sebuah band sempit setidaknya selama beberapa bulan.

Gordon Kwan, kepala riset energi regional di Nomura, menyebut penurunan harga mendekati 5% pada hari Kamis sebagai reaksi spontan. “Persediaan minyak akhirnya mulai turun karena pemotongan produksi awal,” katanya, dengan persediaan AS jatuh selama tujuh minggu berturut-turut.

Kwan mengatakan tidak mungkin harga minyak akan kembali ke US$40 per barel, dengan anggota OPEC dan negara-negara lain seperti Rusia terikat untuk campur tangan untuk memperdalam pemotongan produksi atau memperpanjangnya untuk menopang harga. “OPEC bisa mengambil tindakan lebih jika minyak tidak naik ke US$60 pada bulan Agustus,” tambahnya.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*