INILAHCOM, New York – Harga minyak mentah di pasar AS pada perdagangan Kamis (26/5/2016) waktu AS memilih melakukan aksi ambil unutk setelah menyentuh level psikologis US$50 per barel.
Investor menanggap informasi dengan beberapa hambatan produksi segera teratasi sehingga berpotensi meningkatkan pasokan di pasar Minyak mentah AS jenis WTI berakir turun 22 sen menjadi US$49,34 per barel setelah menyentuh US$50,21 sebagai level tertinggi bulan Oktober lalu. Sedangkan minyak mentah jenis Brent stagnan di US$49,59 per barel.
Pasokan minyak mentah terganggu dengan kebakaran hutan di Kanada, kerusuhan sektor energi di Nigeria dan Libya, krisis ekonomi di Venezuela yang merupakan anggota OPEC. Produksi minyak Venezuela turun hingga 4 juta barel per hari.
Faktor tersebut menyebabkan produksi Minyak Brent dan minyak AS jenis West Texas Intermediate (WTI) berada di level terendah. Atau turun hingga 90 persen atau terendah dalam 12 tahun terakhir pada musim dingin ini.
“Saya mempertahankan posisi minyak di netral untuk jangka pendek. Potensi surplus global memungkinkan harga minyak turun lebih lanjut,” kata analis senioir di the Energy Management Institute yang berbasis di New York, Dominick Chirichella.
Dalam jangka pendek secara fundamental dalam posisi bearish karena tingkat produksi sudah mengimbangi pasokan di pasar. Hal itu membuat sentimen negatif untuk jangka pendek.
—
Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal
Speak Your Mind