Minyak Masih Tertekan Pascanotulensi The Fed

Financeroll – Harga minyak bergerak negatif perdagangan siang ini masih dipicu oleh beberapa sentimen, termasuk meningkatnya persediaan minyak mentah AS. Harga minyak WTI kontrak Juni jatuh sebesar 1,39% atau 0,53 poin atau 1.1% ke $47,66 per barel setelah dibuka dengan pelemahan sebesar 0,66% atau 0,32 poin ke US$47,87 per barel. Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Juli juga anjlok sebesar 1,47% atau 0,72 poin ke level $48,67 per barel, melanjutkan pelemahan pada awal perdagangan ketika dibuka dengan penurunan sebesar 0,53% di level 48,67. Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah bergerak jatuh pada perdagangan hari ini akibat terseret oleh kenaikan persediaan minyak mentah AS, penguatan dolar AS, dan peningkatan produksi dari Iran ke Eropa dan Asia. Kedua kontrak berjangka tersebut sebelumnya sempat memecahkan rekor level tertingginya sepanjang tahun ini menyusul pemangkasan produksi di seluruh wilayah Amerika, Afrika, dan juga Asia. Namun perjalanan penguatan tersebut berakhir setelah badan informasi energi AS, Energy Information Administration (EIA) merilis data yang menunjukkan peningkatan tidak terduga stok minyak mentah AS sebesar 1,31 juta barel. “Kami mengira pasar minyak telah bergerak terlalu tinggi, terlalu jauh, dan terlalu cepat,” terang riset dari BNP Paribas. Terlepas dari hal ini, menurut para analis, pelemahan harga minyak mentah didorong oleh rilis risalah rapat the Fed (Fed minutes) 26-27 April lalu, yang menyatakan bahwa bank sentral tersebut berkeinginan menaikkan tingkat suku bunga pada Juni nanti apabila data ekonomi terus menunjukkan perbaikan. Pernyataan tersebut telah memacu penguatan dolar AS dan membuat lebih tingginya nilai pembelian bahan bakar bagi negara-negara yang menggunakan mata uang lainnya. Pada …


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*