Minyak masih menunggu sikap OPEC

JAKARTA. Arah kebijakan OPEC masih menjadi faktor paling dominan yang mempengaruhi harga minyak. Hal tersebut lantaran OPEC telah menguasai pangsa pasar minyak dunia.

Yulia Safrina, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, fokus utama pergerakan harga minyak sebenarnya ada pada kebijakan OPEC. “Pekan lalu minyak mencatat rally terpanjang tahun ini meski cadangan minyak AS naik signifikan,” ujarnya.

Data cadangan minyak AS yang dirilis pekan lalu sudah mengalami kenaikan. Per tanggal 22 Januari 2016, cadangan minyak AS mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak Agustus 1982 yakni 8,4 juta barel. Secara total, cadangan minyak AS menjadi 494,9 juta barel.

Namun, harga minyak tetap bergerak naik hingga mendekati level US$ 35 per barel. Hal tersebut disebabkan oleh adanya spekulasi bahwa anggota OPEC akan mengadakan pertemuan darurat guna membahas produksi minyak.

Salah satunya, adalah pernyataan Menteri Minyak Irak, Adel Abdul Mahdi terkait adanya potensi kerja sama antara Arab dan Rusia dalam pemangkasan produksi minyak.

Sayangnya, pejabat OPEC kemudian membantah adanya pertemuan darurat. Akhirnya minyak kembali anjlok. “Arab Saudi memimpin para koleganya di OPEC untuk tetap mempertahankan produksi,” imbuh Yulia.

Berdasarkan memo bulanan yang dirilis OPEC, rata–rata produksi minyak di tahun 2015 mencapai 31,84 juta barel per hari atau naik dari rata- rata tahun 2014 sebesar 30,77 juta barel per hari. Sementara jika melihat rata- rata produksi minyak OPEC bulan Desember tahun lalu mencapai 32,18 juta barel per hari.

Harga minyak sudah tergerus 16% sejak akhir tahun lalu di tengah volatilitas pasar global, kenaikan pasokan minyak AS hingga peningkatan ekspor minyak Iran setelah sanksi internasional dihapus. Kini produksi minyak dari OPEC akan meningkat lagi di bulan Januari 2016 setelah keanggotaan Indonesia kembali aktif.

Menurut Yulia, bergabungnya kembali Indonesia menjadi anggota OPEC menambah deretan sentimen negatif pada pergerakan harga minyak. Kini, pasar menunggu sikap OPEC untuk mendorong kenaikan harga.

Mengutip Bloomberg, Selasa (2/2) pukul 20.07 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Maret 2016 di New York Merchantile Exchange tergerus 2,68% ke US$ 30,77 per barel dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga minyak terkikis 2,16%.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*