Minyak dan Penantian PDB Gerus Rupiah

INILAHCOM, Jakarta—Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS alami kekalahan. Pasalnya, harga minyak dunia melandai dari level tertingginya 2016 dan pasar menanti rilis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2016.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam sepekan terakhir ditransaksikan melemah 35 poin (0,26%) ke posisi 13.204 per dolar AS pada pekan yang berakhir Jumat (29/4/2016) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di angka 13.169 per Jumat (22/4/2016).        

Laju rupiah kembali melemah sepanjang pekan lalu. “Kembali menguatnya laju dolar AS memberikan konsekuensi terhadap laju rupiah yang akhirnya kembali mengalami pelemahan,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (1/5/2016).

Kurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama karena The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga tahun ini, sedangkan bank sentral di Eropa dan Jepang kemungkinan melepaskan stimulus lagi. “Sentimen negatif juga datang dari rilis pertumbuhan FDI yang lebih rendah dari sebelumnya,” ujarnya.

Kondisi tersebut, menurut Reza, membuat pelaku pasar kembali mentransaksikan dolar AS dan melepas mata uang yang lebih memiliki risiko tinggi. “Masih belum adanya sentimen yang berarti terhadap rupiah, membuat jalannya perdagangan valas cenderung sideways,” ucapnya.

Rupiah cenderung melemah tipis seiring sikap pelaku pasar  yang cenderung melakukan aksi jualnya terhadap rupiah sembari menunggu rilisnya Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I-2016 Indonesia. Namun demikian, pelemahan rupiah dapat ditahan dan bahkan mampu mengalami kenaikan tipis seiring spekulasi akan harapan The Fed belum akan menaikkan Fed rate-nya dalam pertemuan dua hari.

Selain itu, juga terlihat mulai adanya rebound pada harga komoditas yang membuat laju dolar AS cenderung dilakukan aksi jual dan berimbas positif pada rupiah. Kembali melemahnya laju dolar AS setelah terimbangi penguatan kembali harga minyak mentah dunia seiring penilaian adanya penurunan pada suplai cadangan minyak AS memberikan kesempatan kembali pada laju rupiah untuk tetap bergerak positif. “Keadaan itu berbeda dengan sehari sebelumnya dimana cenderung tertahan pergerakannya,” ucap Reza.

Rilis kenaikan consumer confidence Korea Selatan membuat Won terapresiasi dan dibarengi positifnya rilis Gfk consumer confidence Jerman, dan retail sales Spanyol. “Hingga loan growth Zona Eropa yang berimbas pada laju Euro yang menguat juga turut membuat laju Rupiah bergerak positif,” tuturnya.

Laju rupiah kembali bergerak stagnan cenderung melemah setelah terimbas kembali turunnya harga minyak mentah.Sempat mengalami pelemahan signfikan namun, penguatan di akhir pekan mampu membawa laju rupiah kembali ke zona hijau.

Laju rupiah hampir mendekati target area support13.305. Arah berikutnya, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah berpeluang melaju dalam kisaran support dan resisten  13.315-13.220. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*