Minyak dan Emas Bergerak Negatif Pada Pekan Ini

Pergerakan harga minyak mentah dan emas untuk perdagangan pekan ini hampir seperti pekan sebelumnya dimana pergerakan kedua komoditas tersebut belum mampu menunjukan sebuah kondisi rebound yang signifikan. Keduanya masih bergerak lesu akibat tekanan dari sisi fundamental dimana pengaruh rencana kebijakan Fed yang akan menaikan tingkat suku bunga acuan hingga 1% pada tahun ini rupanya mendatangkan sebuah kekhawatiran di pasar global, termasuk pasar komoditas. Para investi khawatir kebijakan tersebut dapat menekan pertumbuhan ekonomi dan menambah resiko pelemahan sektor kredit dimana nantinya akan meningkatkan bunga kredit yang berpengaruh langsung bagi sektor industri dan properti.

Alhasil akibat adanya hal diatas, memberikan sokongan bagi pergerakan nilai tukar dollar terhadap mata uang mayoritas. Indeks dollar pekan ini sempat menyentuh ke level 80,4 meski akhirnya mengalami konsolidasi ke posisi 80,12 di akhir perdagangan pekan ini. Bagi harga emas dan minyak mentah, kenaikan pergerakan nilai tukar dollar langsung menekan permintaan dalam jangka pendek.

Beberapa data ekonomi lainnya yang memberikan tekanan bagi harga emas dan minyak mentah ialah turunnya data sentimen ekonomi Jerman untuk bulan Februari yang dilaporkan mengalami penurunan 9,1 poin menjadi 46,6 poin, naiknya data klaim pengangguran AS untuk pekan lalu sebesar 5 ribu menjadi 320 ribu, sedangkan data penjualan rumah di AS untuk bulan lalu turun sebanyan 20 ribu unit menjadi 4,6 juta unit.

Harga minyak mentah untuk perdagangan pekan ini ditutup di posisi 99,51 dollar per barel. Sedangkan harga emas ditutup pada posisi 1333,4 dollar per troy ons. Secara teknikal, kedua komoditas tersebut masih diliputi oleh kondisi bearish dimana mayoritas indikator seperti tren bolinger bands dan RSI masih berada pada teritori yang rendah.

Proyeksi terhadap pergerakan harga minyak mentah dan emas pada pekan depan diperkirakan akan rebound jika beberapa data ekonomi global yang dirilis pekan ini dilaporkan membaik seperti data manufaktur Jerman dan Perancis, data kepercayaan konsumen AS dan data durable goods AS untuk bulan Februari lalu.

Joko Praytno/Senior Analyst Economic Research at Vibiz Research/VM/VBN

Editor: Jul Allens

Pic : lerablog.com


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*