Minyak berpeluang menguat namun hanya sementara

JAKARTA. Harga minyak mentah dunia masih dalam kondisi bearish. Minyak berpeluang menguat namun hanya sementara.

Mengutip Bloomberg, Jumat (18/12) harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2016 di New York Merchantile Exchange tergerus 0,58% dibanding sehari sebelumnya menjadi US$ 36,06 per barel. Angka tersebut sekaligus level terendah sejak lebih dari enam tahun terakhir.

Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures mengatakan, harga minyak tren bearish sejak pertemuan awal Desember lalu OPEC tidak bersedia memangkas produksi meski kondisi oversupply.

OPEC tidak hanya enggan memangkas output namun juga tidak menyebut batasan kuota produksi anggotanya. Dengan demikian anggota OPEC bebas berproduksi setinggi – tingginya. Hal ini dapat memperburuk kondisi minyak dunia.

Sementara data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan pasokan minyak di titik pengiriman utama AS yakni Oklohama naik menjadi 1,4 juta barel. “Intinya kenaikan cadangan minyak AS menunjukkan kondisi oversupply semakin parah,” ujar Nizar.

Sementara di saat yang sama, tekanan harga juga datang dari dollar AS yang menguat setelah The Fed menaikkan tingkat suku bunga. “Tidak ada berita positif yang dapat mengangkat harga,” imbuh Nizar.

Dengan demikian, Nizar memprediksi harga minyak akan terus melemah hingga awal tahun depan. Jika di awal tahun depan dollar AS mengalami koreksi, minyak berpeluang menguat namun hanya sementara. “Karena kelebihan pasokan tidak berubah, harga minyak bisa turun lagi,” imbuhnya.

Kenaikan harga minyak di semester kedua tahun 2016 dapat terjadi jika ada tindakan pemangkasan produksi dari OPEC. Apalagi jika diiringi dengan kenaikan permintaan. Namun demikian, penguatan harga minyak tahun depan menurut Nizar akan terbatas hingga US$ 40 per barel.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*