Minyak Berjangka AS Di Level Tinggi 4 Minggu Jelang Rilis Data Persediaan Minyak AS

shadow

oillFinanceroll – Pada perdagangan komoditas di hari Rabu(21/05) minyak berjangka AS telah naik ke level tinggi 4 minggu ketika investor menunggu  rilis data persediaan minyak mingguan AS hari ini.

Selama berlangsungnya perdagangan di Nymex, minyak berjangka AS telah diperdagangkan menguat 0.57% di level $102.92 per barel.

Minyak berjangka AS mempunyai level support di level $101.69 per barel, dan level resistant di level $104.36 per barel.

American Petroleum Institute akan merilis data persediaan mingguan pada hari Rabu(21/05) pada pukul 21.30 waktu Jakarta, dengan harapan bahwa pemerintah akan menunjukan persediaan minyak mentah untuk naik 1.0 juta barel.

American Petroleum Institute mengatakan juga bahwa persediaan minyak mentah AS turun 10.3 juta barel di pekan yang berakhir 16 Mei.

Sementara itu, pelaku pasar fokus menunggu hasil pengumuman kebijakan 2 hari the Fed yang akan dirilis pada pukul 22.30 waktu Jakarta.

Pada perdagangan komoditi lainnya di ICE Futures, minyak Brent untuk pengiriman Juli telah diperdagangkan 0.11% lebih tinggi di level $109.81 per barel, dengan meluasnya kontrak minyak AS dan Brent sebesar $6.89 per barel.

Semakin tingginya ketegangan antara Rusia dan Ukraina masih menjadi fokus , di tengah kekhawatiran atas gangguan pasokan dari wilayah tersebut.

Konflik antara separatis pro – Rusia dan pasukan Ukraina tetap berlanjut selama akhir pekan, yang mana hal ini telah memicu kekhawatiran bahwa krisis akan menyeret AS lebih dalam kebuntuan.

Para pejabat AS dan Eropa memperingatkan selama akhir pekan bahwa Rusia akan harus menghadapi sanksi tambahan jika Moskow mengganggu pemilihan presiden mendatang di Ukraina pada 25 Mei .

Rusia memproduksi 10.4 juta barel minyak per hari pada tahun 2012 dan diekspor sekitar 7.4 juta, sehingga menjadi eksportir minyak terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi.

Sementara itu, kekhawatiran baru atas produksi minyak Libya lebih didukung oleh harga, mengikuti beberapa kekerasan terburuk negara itu telah terlihat sejak perang 2011 melawan Muammar Qaddafi .

Libya, anggota OPEC , adalah rumah bagi cadangan minyak terbesar Afrika , tetapi produksi terganggu dalam tiga tahun setelah menggulingkan mantan pemimpin Qaddafi karena ketidakstabilan politik dan serangan terhadap aset minyak.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*