Minyak Anjlok, Pria Ini Tinggalkan Pekerjaan Bergaji Rp 168 M/Tahun

Jakarta -Harga minyak yang anjlok dan murah saat ini, membuat ribuan orang di industri energi kehilangan pekerjaannya. Hal ini seperti yang terjadi pada Steven Newman.

Pria ini secara mendadak mengundurkan dirinya sebagai CEO Transocean, perusahaan besar yang bergerak di pengeboran minyak. Perusahaan ini terhantam turunnya harga minyak.

Menurut keterangan Transocean seperti dilansir dari CNN, Kamis (19/2/2015), perusahaan dan Newman telah sepakat untuk berpisah. Di 2013 lalu, gaji atau kompensasi yang diperolah Newman mencapai US$ 14 juta, atau sekitar Rp 168 miliar. Sepertinya, penurunan harga minyak membuat bisnis ini tidak menarik lagi.

Harga minyak anjok dari US$ 100 per barel di Juni 2014, menjadi di bawah US$ 50 per barel di Januari 2015. Kondisi ini membuat sejumlah perusahaan memangkas pengeluaran, dan juga aktivitas eksplorasinya. Ini berpengaruh juga pada bisnis Transocean.

Turunnya harga minyak juga membuat sejumlah perusahaan, seperti Halliburton, Weatherford International, dan Schlumberger memangkas jumah karyawannya.

Goyangnya bisnis Transocean membuat Newman meninggalkan pekerjaannya di sektor energi. Sebelumnya diberitakan, petinggi dari Apache dan Kinder Morgan juga mengundurkan diri.

Sejak turunnya harga minyak pada Juni 2014 lalu, saham Transocean ikut anjlok 68%. Dalam beberapa minggu ini harga sahamnya merangkak naik, tapi masih rendah.

Pembagian dividen juga dipangkas 80% oleh perusahaan ini. Harga minyak yang hanya US$ 55 per barel membuat perusahaan energi menahan penyewaan alat bor bawah laut. Ini membuat Transocean kehilangan US$ 500 ribu per hari.

(dnl/rrd)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*