Minyak Anjlok, Bursa Saham Asia Berguguran

Tokyo -Bursa saham Asia berguguran pada perdagangan Rabu (3/2/2016), imbas dari anjloknya harga minyak dunia. Ini membuat para investor ‘lari’ dari bursa saham dan mencari instrumen investasi lain yang dinilai lebih aman (safe haven) seperti emas dan obligasi, yang beberapa bulan terakhir mencatat imbal hasil yang lebih tinggi.

Bursa saham Hong Kong, indeks Hang Seng merosot 3,0%, sementara bursa saham Jepang, indeks Nikkei 225 anjlok 3,4%. Merosotnya bursa saham Jepang ini imbas dari keputusan bank sentral Jepang yang menetapkan tingkat suku bunga negatif. Indeks S&P 500 juga turun 1,9%.

“Tidak ada tanda-tanda perbaikan di pasar minyak. Ini terjadi karena permintaan yang melambat di banyak pasar negara berkembang dan di luar AS, yang merupakan konsumen terbesar dunia. Selain itu, persediaan minyak melimpah,” kata Shuji Shirota, Kepala Strategi Ekonomi Makro HSBC di Tokyo, seperti dilansir Reuters, Rabu (3/2/2016).

Minyak mnetah jenis Brent LCOc1, yang merupakan patokan minyak dunia, turun 0,1% menjadi US$ 32,70 per barel, atau merosot 6% dalam sepekan ini. Sementara minyak mentah AS jenis CLc1 tergelincir 0,5%.

Pembicaraan antara Menteri Energi Rusia dan Menteri Perminyakan Venezuela terkait kesepakatan untuk mengurangi produksi minyak gagal. Harga minyak jatuh 70% dalam 18 bulan terakhir, sebagian besar disebabkan oleh melubernya pasokan minyak dunia.

Hal tersebut juga berimbas terhadap utang pemerintah AS. Utang pemerintah AS melonjak akibat tingginya yield surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun sebesar 1,828%.

Selain itu, masih adanya ketidakpastian perekonomian global, terkait rencana bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan tingkat suku bunganya. Sejauh ini, the Fed memberikan sinyal akan menaikkan tingkat suku bunganya sebanyak 4 kali di tahun ini.

Di samping itu, harga emas XAU mencapai level tertinggi di US$ 1.130,90 per ounce pada Selasa waktu setempat, lebih tinggi dari sebelumnya yang hanya US$ 1.128,3.

Investor tengah cemas menunggu data ekonomi AS dalam beberapa hari mendatang.

(drk/ewi)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*