Minim Sentimen Pendukung, Pasar Uang Domestik Bergerak Lambat


shadow

Financeroll – Pada perdagangan  nilai tukar Rupiah melemah 0,8 persen ke Rp 12.445 per dolar Amerika Serikat (AS), terendah sejak November 2008 lalu. Adapun kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) terpantau di level Rp 12.432 per dolar AS dari Rp 12.296 per dolar AS sepekan lalu.  Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan akhir pekan dengan lambat, hanya maju 7 poin. Volume dan nilai transaksi pun minim, masih di bawah rata-rata transaksi harian.

Pelemahan rupiah sebagai dampak antisipasi investor terhadap kenaikan suku bunga bank sentral AS atau The Fed menyusul data ekonomi AS yang menguat.  Investor melakukan peralihan portofolio ke dolar, mengantisipasi sinyal kuat kenaikan suku bunga The Fed dalam waktu dekat.  Melemahnya Rupiah akan terus berlanjut mendekati level Rp 12.700 per dolar AS hingga penghujung tahun. Indikatornya, pengalihan aset portofolio ke dolar AS terus terjadi sejak rupiah menyentuh level Rp 12.400 per dolar AS beberapa waktu lalu.  Upaya Bank Indonesia menahan laju pelemahan rupiah sudah tepat dengan mengintervensi pasar maupun mempertahankan suku bunga di level 7,75 persen.

BI menyatakan diri untuk mengintervensi pasar dengan menjual dolar AS, tapi memang pada kenyataannya permintaan perusahaan lokal terhadap dolar AS tetap tinggi, BI hanya bisa menahan laju pelemahan rupiah. Di transaksi global, rupiah juga terus melemah. Data Bloomberg menunjukkan One-Month Non-Delivery tercatat turun 1 persen hari ini atau 0,9 persen selama sepekan menjadi Rp 12.554 per dolar AS.  Sebanyak USD  144 juta dana global mengalir ke luar dari pasar. Investor global juga menarik Rp 6,8 triliun dana obligasi global pada pekan ini.  Imbal hasil obligasi negara bertenor 10 tahun naik 0,23 persen ke level 8,08 persen, tertinggi sejak 30 Oktober lalu.

Dari bursa saham, menutup perdagangan Sesi I, IHSG bertambah 3,452 poin (0,07%) ke level 5.156,147 ketinggalan laju penguatan bursa-bursa di Asia yang rata-rata naik tinggi. Pelaku pasar masih lakukan aksi tunggu.  Indeks bergerak dalam rentang yang tipis. Posisi tertingginya hari ini hanya di level 5.178. Pelaku pasar berburu saham-saham lapis dua.  Pada akhir perdagangan akhir pekan, Jumat (12/12), IHSG menguat tipis 7,738 poin (0,15%) ke level 5.160,433. Sementara Indeks  unggulan LQ45 naik tipis 1,535 poin (0,17%) ke level 888.1,535.  Banyak investor memilih lakukan aksi tunggu meski ada sentimen positif dari pasar global dan regional. Dana asing masuk lantai bursa tapi dengan nilai yang tipis

Tercatat transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp miliar di seluruh pasar.   Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 236.126 kali dengan volume 8,34 miliar lembar saham senilai Rp 4,828 triliun. Sebanyak 153 saham naik, 140 turun, dan 93 saham stagnan.

Sementara bursa-bursa di Asia rata-rata menutup perdagangan dengan menguat, kecuali pasar saham Hong Kong. Menguatnya Wall Street semalam jadi sentimen positif di tengah turunnya harga minyak dunia.  Berikut situasi dan kondisi bursa regional sore hari ini:  Indeks Nikkei 225 naik 114,18 poin (0,66%) ke level 17.371,58, Indeks Hang Seng melemah 63,34 poin (0,27%) ke level 3.249,20, Indeks Komposit Shanghai menguat 12,43 poin (0,42%) ke level 2.938,17, dan  Indeks Straits Times bertambah bertambah 16,07 poin (0,48%) ke level 3.334,77. [geng]


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*