Meski Lesu, Harga Minyak Naik di Perdagangan Asia

INILAHCOM, Singapura – Harga minyak naik di perdagangan Asia, Rabu (16/09/2015), meski perdagangan berlangsung lesu. Itu karena pasar menunggu keputusan The Fed tentang suku bunga dan data persediaan dari Amerika Serikat.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik 29 sen menjadi US$44,88 per barel dan minyak mentah Brent untuk November berayun ke wilayah positif menjadi naik lima sen pada US$47,80 per barel di perdagangan sore.

Perhatian pedagang difokuskan pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS pada Kamis (17/09/2015) guna memutuskan tentang waktu untuk kenaikan suku bunga. Beberapa analis memperkirakan kenaikan suku bunga akan terjadi bulan ini, sementara yang lain memprediksi hal itu akan terjadi pada Desember 2015.

“Opini benar-benar beragam,” tegas analis investasi pada Phillip Futures di Singapura Daniel Ang.

“Kami sedang melihat perpecahan di pasar ini. Pada akhir hari kita hanya akan tahu tentang hasil akhir pekan ini sehingga ada banyak spekulasi saat ini,” ujar dia.

Perhatian yang tajam di pasar minyak tentang keputusan The Fed, karena kenaikan suku bunga acuan federal fund dari tingkat nol, di mana telah dipatok sejak 2008, bisa meningkatkan greenback, membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal di mata uang lainnya dan mungkin menekan permintaan dan harga. Pengamat pasar juga mengincar laporan mingguan persediaan minyak mentah AS yang akan dirilis pada Rabu untuk mengukur permintaan di negara konsumen minyak terbesar di dunia itu.

Sebuah jajak pendapat dari para pakar oleh Bloomberg News menunjukkan perkiraan konsensus untuk kenaikan sebesar 1,75 juta barel dalam pekan yang berakhir 4 September. Sebuah penumpukan dalam persediaan mencerminkan permintaan yang lebih lembah. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*