Menteri-menteri Ekonomi Rapat Soal Rupiah Lagi

TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah kembali menggelar rapat koordinasi untuk mengantisipasi pelemahan rupiah pada Senin, 16 Maret 2015 pagi. Rapat lanjutan menyusul tren pelemahan rupiah yang terjadi sejak awal bulan dilakukan di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian dipimpin oleh Menteri Sofyan Djalil sejak pukul sepuluh pagi.

Tampak sejumlah menteri Kabinet Kerja sudah mendatangi kantor menko di Lapangan Banteng, yaitu Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.

Menurut Bambang, rapat hari ini tak mengagendakan hal baru. “Agendanya masih sama seperti rapat Jumat kemarin yang hasilnya telah diumumkan,” kata Bambang di Lapangan Banteng, Senin, 16 Maret 2015.

Bambang tak memberikan detail pembahasan yang akan dicapai hari ini, termasuk apakah pemerintah akan memutuskan pelaksanaan paket kebijakan hari ini juga. “Nanti saja,” ujarnya singkat.

Menteri Energi Sudirman Said juga tak memberikan petunjuk yang jelas. Ia hanya mengatakan ia hadir di Kemenko untuk membahas kebijakan biodisel. “Bagian saya hanya kebijakan biodisel,” ujar Bambang singkat sebelum masuk ke ruang rapat.

Pemerintah akan meneken empat paket kebijakan untuk memperbaiki kondisi ekonomi menyusul terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Kebijakan tersebut akan diterbitkan pada hari ini untuk kemudian diumumkan kepada masyarakat.

Sebelumnya, pemerintah menyampaikan ada empat paket kebijakan yang akan diteken dalam waktu dekat untuk memperbaiki kondisi ekonomi setelah nilai tukar rupiah terpuruk.

Pertama, pemberian insentif pajak kepada perusahaan yang melakukan ekspor dan perusahaan yang melakukan reinvestasi di dalam negeri dari keuntungan yang didapatnya. Kedua, upaya perlindungan produk dalam negeri melalui kebijakan Bea Masuk Anti Dumping Sementara (BMADS) dan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Sementara (BMTPS).

Ketiga, penerapan bebas visa. Keempat, penggunaan biofuel yang diharapkan bisa menghemat devisa yang dipakai untuk impor solar.

AYU PRIMA SANDI


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*