REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Pemerintah Rusia tidak mempertimbangkan langkah-langkah pengendalian modal yang ketat untuk membatasi pembelian mata uang asing, Menteri Ekonomi Alexei Ulyukayev mengatakan setelah pertemuan darurat atas kemerosotan cepat rubel.
Topik “tidak dibahas” sebagai kemungkinan solusi untuk krisis mata uang yang sedang berlangsung, yang membuat mata uang rubel Rusia kehilangan 20 persen nilainya dalam satu hari, meskipun bank sentral menaikkan suku bunga besar-besaran.
Ulyukayev mengatakan bahwa pertemuan darurat tentang situasi, disebut oleh Perdana Menteri Dmitry Medvedev menghasilkan “daftar langkah-langkah yang akan membantu menstabilkan situasi.”
“Tindakan kami akan diarahkan untuk menjamin keseimbangan yang lebih baik antara pasokan dan permintaan di pasar valuta asing domestik,” katanya.
Pembatasan penjualan mata uang asing telah dibahas selama beberapa hari terakhir karena semakin mungkin langkah bagi pemerintah untuk menghentikan rubel dari keruntuhan setelah rekor kerugian pekan ini, yang melihat kurs melambung menjadi 80 melawan dolar dan 100 terhadap euro.
“CBR (bank sentral Rusia) perlu melakukan sesuatu yang istimewa untuk menstabilkan sentimen pasar,” Barclays mengatakan dalam sebuah catatan Selasa. “Keganasan aksi jual rubel RUB (Rubel Rusia) sedemikian rupa sehingga itu akan membutuhkan kebijakan ‘big-bang’ lainnya untuk mengendalikan pasar rubel.”
Beberapa bentuk kontrol modal dapat mencakup pemaksaan penjualan mata uang asing oleh para eksportir Rusia, pembatasan pada penarikan atau pembelian mata uang asing, katanya.
—
Distribusi: Republika Online RSS Feed
Speak Your Mind