Menprin Dukung Penuh Industri Mebel Nasional


shadow

FINANCEROLL – Solo, Bicara tentang Mobil Nasional (mobnas) Menteri Perindustrian Saleh Husin seperti tak mau lagi membahas berita tersebut, pasalnya dari pada berbicara soal mobnas lebih baik bicara mebnas (Mebel Nasional), Menprin Saleh Husin mengajak masyarakat Indonesia untuk mengembangkan mebnas alias mebel nasional.

“Daripada meributkan soal mobnas, lebih baik mengembangkan ‘mebnas’, mebel nasional,” katanya sambil tersenyum ketika disinggung kembali soal isu mobnas di sela kunjungan ke pusat produksi mebel atau furnitur milik PT Wirasindo Santakarya di Klaten dan CV Khana Arsitek di Sukoharjo, Jateng, Sabtu (14/2).

Dia menegaskan, industri mebel di Tanah Air merupakan industri strategis karena membuka lapangan kerja massal, melibatkan rantai produksi yang beragam dan memberi nilai tambah. “Mebel kita adalah kebanggaan kita juga. Mebel yang tradisional lahir dari cita rasa turun temurun, yang modern berasal dari generasi muda yang kreatif,” ulas Menperin.

Dia juga menunjukkan nilai ekspor mebel mencapai USD 1,8 miliar. Ini sekaligus membuktikan produk mebel Tanah Air diakui dunia internasional. “Bicara mebnas, jelas-jelas ini punya local content 100%. TKDN-nya tidak usah diragukan,” cetusnya, kali ini Saleh Husin bercanda lagi.

TKDN merupakan kepanjangan dari istilah Tingkat Komponen Dalam Negeri yang lazim digunakan untuk menghitung komposisi kandungan lokal sebuah produk, termasuk otomotif dan ditunjukkan dalam persentase. Urgensi pengembangan mebel nasional, juga bertolak dari daya saing kita di pasar dunia. Meski mampu melakukan ekspor, namun berdasar data UN Comtrade, ranking nilai ekspor Indonesia di posisi ke-18.

Tiongkok tercatat masih merajai daftar negara eksportir mebel dunia. Bahkan di kawasan Asia Tenggara, Indonesia kalah dengan Malaysia dan Vietnam yang sebenarnya minim atau malah tidak punya produksi bahan baku sendiri. “Kita harus pacu terus mebel nasional. Kita produksi, pakai dan ekspor. Itulah yang dibanggakan, ada nasionalisme di setiap furnitur di rumah kita,” papar Saleh.

Menperin Saleh Husin mengatakan jangan sampai ada kebijakan ekspor kayu log karena akan mematikan industri berbasis kayu terutama mebel, di dalam negeri. “Industri perkayuan bakal kesulitan bahan baku,” ujarnya.

Ia juga mengatakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah mendukung penuh pengembangan industri mebel nasional (mebnas), terutama yang dikelola industri kecil dan menengah (IKM) agar memiliki daya saing yang tinggi di era perdagangan bebas dunia saat ini.

“Jangan sampai ada aturan yang bisa mematikan industri di dalam negeri,” ujarnya menegaskan.

Berdasarkan data BPS yang diolah Kemenperin, pada 2014, pertumbuhan industri barang kayu dan hasil hutan lainnya mencapai 7,27 persen, jumlah itu naik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 6,18 persen.

Pertumbuhan industri barang kayu dan hasil hutan tersebut terus mengalami pertumbuhan dalam lima tahun terakhir, yang sempat minus 1,38 pada 2009.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*