Menperin Saleh Husin : Puji Sumsel, Mampu Ekspor Pempek 6 Ton Perhari


shadow

FINANCEROLL – Palembang, Dalam hitungan bulan, perekonomian Indonesia memasuki babak baru yaitu  pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di akhir 2015. Inilah pasar bebas di kawasan regional yang mesti menjadi peluang bagi pelaku usaha di Tanah Air.

“Jadi, paradigmanya tidak hanya melihat pebisnis dan produk luar negeri masuk ke Indonesia. Kita mesti berani mengambil perspektif, tantangan ini menjadi kesempatan industri kecil menengah memperluas pasar ke regional,” ungkap Menperin Saleh Husin lewat pesan singkatnya kepada www.financeroll.co.id, di Palembang, Selasa (21/4/2015) malam.

Menperin hadir di ibukota Sumatera Selatan itu untuk membuka Rapat Koordinasi Nasional Penyusunan Program Pemberdayaan Industri Kecil Menengah (IKM) Tahun 2016.

“Tinggal selangkah lagi, dengan demikian perekonomian nasional nantinya akan bersaing dengan para pelaku pasar di kawasan ASEAN,” ungkapnya.

Selain pemasaran, MEA juga membuka pintu bagi pelaku IKM untuk menjalin kerja sama dengan sesama pelaku bisnis di kawasan regional.

Optimisme pemerintah juga mengacu pada kontribusi IKM sebesar 34,56 persen terhadap pertumbuhan industri pengolahan non-migas secara keseluruhan. “Kontribusi berkat dukungan lebih kurang 3,5 juta unit usaha, yang merupakan 90 persen dari total unit usaha industri nasional. Mereka harus siap bersaing hadapi MEA,” ujar Menperin.

Jumlah unit usaha tersebut telah mampu menyerap tenaga kerja sebesar 8,4 juta orang, yang tentunya berdampak pada meningkatnya ekonomi nasional serta mengurangi kemiskinan.

Menteri Perindustrian Saleh Husin memukul gong disaksikan (dari kiri) Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Dodi Reza Alex Noerdin, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, Dirjen IKM Kemenperin Euis Saedah, dan Kadis Perindag Sumsel, Permana sebagai tanda peresmiaan pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Penyusunan Program Pemberdayaan IKM Tahun 2016 di Palembang, Sumatera Selatan, 21 April 2015. Rapat tersebut mengusung tema "Menjadikan Nawa Cita dan RPJMN 2015 - 2019 sebagai Landasan Terbangunnya Industri Kecil dan Menengah yang Tangguh dan Berdaya Saing".

Menteri Perindustrian Saleh Husin memukul gong disaksikan (dari kiri) Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Dodi Reza Alex Noerdin, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, Dirjen IKM Kemenperin Euis Saedah, dan Kadis Perindag Sumsel, Permana sebagai tanda peresmiaan pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Penyusunan Program Pemberdayaan IKM Tahun 2016 di Palembang, Sumatera Selatan, 21 April 2015. Rapat tersebut mengusung tema “Menjadikan Nawa Cita dan RPJMN 2015 – 2019 sebagai Landasan Terbangunnya Industri Kecil dan Menengah yang Tangguh dan Berdaya Saing”.

Ekspor Pempek 6 Ton

Menperin Saleh Husin juga mengapresiasi geliat industri pangan olahan di Sumatera Selatan. “Teman-teman kita di sini sukses mengekspor pempek ke beberapa negara, Malaysia, Brunei dan Thailand,” ujarnya.

Ini menandakan keberhasilan mengangkat makanan khas dan memasarkan hingga menembus ke kawasan Asean.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumsel, Permana, pelaku usaha pempek terus mengolah citarasa hingga dapat diterima konsumen manca negara. “Volume ekspor pempek mencapai 6 ton per hari,” ujarnya.

Sementara itu, Dirjen IKM Kemenperin Euis Saedah mengungkapkan strategi penguatan industri kecil menengah. Antara lain, penumbuhan wirausaha baru, pembinaan IKM melalui pengembangan produk dan peningkatan kemampuan sentra, pemberian bantuan mesin dan peralatan produksi.

Selain itu, perluasan akses pasar melalui promosi dan pameran, fasilitasi pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual, fasilitasi sertifikasi mutu produk dan kemasan, serta fasilitasi pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*