Menperin Saleh Husin : Nilai Ekspor Perhiasan dan Permata Febuari – Maret 2015 Capai Angka USD 538,4 Juta


shadow

FINACEROLL.CO.ID – Jakarta, Potensi dan peluang industri batu mulia Indonesia diakui sangat besar. Selain mendongkrak omzet penjualan, usaha ini menciptakan lapangan kerja.
Menteri Perindustrian Saleh Husin pun melakukan terobosan untuk mengoptimalkan industri unik ini. Tujuannya agar batu mulia Indonesia dari berbagai daerah memiliki brand dan diakui oleh pasar domestik maupun luar negeri.

“Pertama, membentuk suatu lembaga sertifikasi yang terstandar secara internasional sehingga dapat menerbitkan  sertifikat batu mulia Indonesia yang diakui oleh dunia internasional,” ungkap Menperin Saleh Husin usai meresmikan deklarasi Asosiasi Batu Mulia Indonesia (ABAMI) di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (26/5/2015). Turut hadir ialah Pembina ABAMI , Wiranto dan Dirjen Industri Kecil dan Menengah Euis Saedah.

Menteri Perindustrian Saleh Husin bersama Pembina Asosiasi Batu Mulia Indonesia (ABAMI) Wiranto berfoto dengan Pengurus ABAMI seusai peresmian dan pengukuhan pengurus ABAMI di Kementerian Perindustrian, Jakarta, 26 Mei 2015.

Menteri Perindustrian Saleh Husin bersama Pembina Asosiasi Batu Mulia Indonesia (ABAMI) Wiranto berfoto dengan Pengurus ABAMI seusai peresmian dan pengukuhan pengurus ABAMI di Kementerian Perindustrian, Jakarta, 26 Mei 2015.

Kedua, memberi pelatihan agar kemampuan sumber daya manusia meningkat, baik di bidang desain, cutting/pemotongan batu mulia,  serta penerapan teknologi terkini. Yang ketiga, membuat kajian mendalam tentang potensi batu mulia Indonesia sehingga masyarakat dunia dapat lebih mengenal dan memahami batu mulia asal Indonesia.

Keunikan industri ini ialah hampir semua propinsi di Indonesia memiliki sumber bahan batu mulia, dan juga memiliki produk yang khas daerah masing-masing. Batu mulia juga telah mengakar dalam budaya nasional kita sejak dulu, dan dengan jumlah penduduk yang banyak, industri ini memiliki pasar yang besar.

Secara umum, usaha perhiasan di Indonesia sudah berkembang. Saat ini jumlah perusahaan yang bergerak pada industri perhiasan ini sebanyak 36.636 unit dan mampu menyerap tenaga kerja sedikitnya 332.802 orang  dengan nilai produksi Rp 11,15 triliun.

Kondisi ekonomi dunia saat ini, tidak berpengaruh terhadap permintaan ekspor perhiasan Indonesia. Menurut data statistik, nilai ekspor Perhiasan dan Permata menjadi komoditi yang terus memberikan nilai positif pada nilai ekspor non migas tiap bulannya. Nilai ekspor perhiasan dan permata pada Maret 2015 sebesar USD 538,4 juta  meningkat sebesar 24,15 % dari Februari 2015.

Sementara itu, Dirjen Industri Kecil dan Menengah Euis Saedah mengungkapkan pentingnya standardisasi kompetensi SDM melalui sertifikasi profesi, penentuan teknologi yang dibutuhkan, dan standar produk.

“Kita perlu menyusun Rancangan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk batu mulia ini. Selain itu, critical point-nya ialah melindungi hak kekayaan intelektual atas karya desain batu mulia,” ujarnya.

Euis juga mengakui, pihaknya berencana menyiapkan persediaan cadangan (buffer-stock) batu mulia dan membeli alat ukir khusus dari Taiwan sehingga dapat menciptakan desain pada permukaan batu mulai. “Ini bermanfaat agar kreativitas perajin dan nilai tambah meningkat. Estimasi harganya mencapai Rp 500 juta dan akan digunakan bersama-sama dalam suatu sentra industri batu mulia,” ungkap Euis.

Dirjen IKM tersebut juga mengingatkan agar para perajin memperhatikan faktor lingkungan terutama pada tahap pencarian bahan baku batu mulia. Pihaknya juga akan menggandeng ABAMI sebagai mitra pemerintah dalam membina dan mengoptimalkan industri ini, misalnya dalam quality assurance.

“Salah satu fokus kami ialah menyamakan standar teknologi dan proses kerja laboratorium penguji batu mulia sehingga konsumen mendapat kepastian. Kami siap bekerja sama dengan Kemenperin,” terang Ketua Umum ABAMI Indra Fahrizal.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*