Menko Perekonomian: Tak Perlu Cemas Rupiah Melemah

Menko Perekonomian Sofyan Djalil saat konfrensi pers di Kantor Kepresidenan, Jakarta, 9 Januari 2015. Sofyan yang mendampingi Jokowi dalam pertemuan dengan delegasi CEO Chevron menyatakan keinginan Chevron berinvestasi infrastruktur migas. Saat ini produksi minyak Chevron di Indonesia, 300 ribu barel/hari. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO , Jakarta: Menteri Koordinator Perekonomian, Sofyan Djalil, mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan nilai rupiah yang sudah menyentuh Rp 12.900 per dolar.

Dalam rapat antara Presiden Joko Widodo dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Kementerian Keuangan disimpulkan semua dalam kondisi baik. “Semua melaporkan keadaannya baik,” kata Sofyan di Kantor Kemenko, Senin, 2 Maret 2015.

Beberapa hari terakhir nilai tukar rupiah mengalami depresiasi. Nilai rupiah sempat mencapai angka di atas Rp 12.900 per dolar. Pelemahan rupiah ini, menurut Sofyan tidak perlu dicemaskan, karena rupaih hanya melemah terhadap dolar Amerika. “Kalau dengan mata uang negara lain, rupiah kita masih menguat,” kata dia.

Hingga sejauh ini, kata Sofyan, Bank Indonesia belum berencana melakukan intervensi pasar. “Karena kondisinya masih baik,” kata dia. Selain itu, nilai rupiah yang mencapai level Rp 12.900 -an justru bagus bila dilihat dari sisi ekspor. “Bagus karena komoditas eskpor kita jadi kompetitif,” ujar dia.

Meski begitu, Sofyan mengatakan pemerintah akan tetap memperbaiki perekonomian domestik. Sehingga bila pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika terus terjadi tidak akan memberikan dampak negatif terhadap perekonomian domestik. “Investor dan para pengusaha pun jadi merasa aman,” kata Sofyan.

ODELIA SINAGA


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*