Menko: kondisi eksternal dan permintaan pengaruhi rupiah

Jakarta (ANTARA News) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyatakan pelemahan nilai tukar rupiah akhir-akhir ini lebih karena faktor eksternal dan kemungkinan permintaan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang meningkat.

“Yang melemah bukan rupiah saja, semua mata uang di dunia melemah terhadap dolar AS,” kata Sofyan Djalil di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.

Ia menyebutkan kondisi makro ekonomi internal Indonesia saat ini baik seperti inflasi turun, arus masuk modal asing positif, IHSG naik dan imbal hasil surat utang negara turun.

“Apapun indikatornya, cukup baik, kemudian pengelolaan ekonomi kita jauh lebih baik, fiskal kita jauh lebih sehat karena tidak tersandera lagi oleh harga minyak,” katanya.

Ia menyebutkan terkait sistem, saat ini Indonesia menganut sistem devisa bebas di mana nilai tukar rupiah tergantung permintaan dan penawaran.

“Yang penting kondisi ekonomi diperbaiki, tidak ada gunanya kita lakukan intervensi pasar. Kalau kita intervensi dan cadangan devisa habis sementara rupiah tidak bisa menguat, tidak ada gunanya, maka yang perlu diperbaiki kondisi perekonomian kita,” katanya.

Menurut dia, kurs rupiah yang melemah akhir-akhir ini kemungkinan karena banyak yang membutuhkan dolar AS untuk membayar bunga utang, dividen, utang dan sebagainya.

“Jadi karena faktor penawaran dan permintaan saja,” katanya.

Sementara itu mengenai penurunan suku bunga, Sofyan Djalil mengatakan Bank Indonesia (BI) merupakan lembaga independen.

Menurut dia, pemerintah tidak bisa mencampuri kebijakan moneter BI. Kalau Presiden memanggil BI itu untuk menginformasikan kepada pemerintah apa yang dilakukan, mengapa kurs melemah, dan BI menjelaskan dari sisi kebijakan mereka, asesmen terhadap perekonomian.

“Jadi keputusan menaikkan atau menurunkan suku bunga itu kebijakan independen BI,” katanya.

Sementara itu mengenai penyerapan anggaran, Sofyan mengatakan sekarang ini baru Maret jadi masih sedikit penyerapan anggarannya sehingga Presiden meminta agar kontrak-kontrak dipercepat supaya uang beredar di masyarakat.

“Itu akan meningkatkan daya beli masyarakat dan akan menghidupkan industri karena ada permintaan dari masyarakat,” katanya.

Ia menyebutkan jika dulu tender-tender baru didakan bulan Juni, Juli Agustus, maka tahun 2015 dipercepat pada Maret dan April.

“Diharapkan penyerapan anggaran bisa mencapai 95 persen, penyerapan lebih besar dan kualitas lebih baik karena waktu pelaksanaan seperti pembangunan sarana fisik lebih lama,” kata Sofyan Djalil.

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Moneter

Speak Your Mind

*

*