Menkeu tingkatkan koordinasi dengan BI-OJK atasi pelemahan rupiah

Jakarta (ANTARA News) – Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan akan meningkatkan koordinasi dengan Bank Indonesia (BI) untuk mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah beberapa pekan terakhir.

“Jadi memang ada pergerakan uang di dunia. Kami masih cermati dulu. Kami akan koordinasi dengan BI dan OJK sehingga bisa atasi ini. Ini terjadi akibat global memang,” ujar Bambang saat ditemui sebelum rakor di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa.

Bambang menuturkan, pihaknya perlu meminta pandangan dari Bank Indonesia selaku otoritas moneter dalam menghadapi gejolak nilai tukar saat ini.
(Baca juga: Nilai tukar rupiah mendekati Rp13.000 per dolar AS)

“Intervensi (ke pasar) kan hanya BI. BI melihat bagaimana ke depan. Hari ini Rusia collapse betul. Rusia pertumbuhan ekonominya seperti kita. Ada imbasnya ke kita dan policy rate mereka tinggi sekali,” ujar Bambang.
(Baca juga: Pemerintah klaim pelemahan rupiah akibat faktor eksternal)

Bambang juga mengatakan, pelemahan rupiah kali ini mirip dengan yang terjadi pada pertengahan 2013.

Kala itu, lanjutnya, dunia dihadapkan dengan isu penghentian stimulus (tapering off) oleh bank sentral Amerika Serikat, The Fed.

Namun Bambang menegaskan, nilai tukar rupiah akan dapat terjaga sesuai dengan fundamental perekonomian Tanah Air.

Kita mampu mengatasi kondisi ekonomi yang memang datangnya dari global. Kita ingin melihat rupiah bisa menjaga fundamentalnya,” ujar Bambang.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak melemah sebesar 171 poin menjadi Rp12.884 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.713 per dolar AS.

(C005)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © ANTARA 2014


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Moneter

Speak Your Mind

*

*