Menkeu: Sinyal Kenaikan Suku Bunga the Fed Tekan Rupiah

Senin, 27 Juli 2015, 12:46 WIB

M Syakir/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terus mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada Senin (27/7), rupiah menembus kisaran Rp 13.450 per dolar Amerika Serikat.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, nilai tukar rupiah tertekan karena ada sinyal kuat kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat the Federal Reserve (the Fed) pada akhir tahun.

“Ini bukan karena Yunani. Semua mata uang tertekan karena ada sinyal Fed Rate naik akhir tahun,” kata Bambang di kantornya, Senin (27/7).

Akibat sinyal kenaikan suku bunga, para investor kini berlomba-lomba menanamkan modalnya ke dalam mata uang dolar AS. Hal ini yang membuat dolar AS menguat terhadap hampir seluruh mata uang.

“Tapi perlu diketahui bahwa rupiah menguat terhadap dolar Australia. Rupiah tertekan memang karena penguatan dolar AS,” ucap Bambang.

Reporter : Satria Kartika Yudha
Redaktur : Satya Festiani

Barangsiapa mengobati sedang dia tidak dikenal sebagai ahli pengobatan maka dia bertanggung jawab((HR. Ibnu Majah))

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*